Allahu Akbar 3x, walillahil hamd.
Hadirin, Jama’ah shalat idul adha
rahimakumullah,
Di pagi hari yang mulia
dan penuh khidmat ini, marilah kita senantiasa iman dan taqwa kepada Allah
dengan taqwa yang sebenar-benarnya. Yaitu dengan menjalankan semua perintah
Allah dan menjauhi semua larangan2Nya, terus berusaha meningkatkan dan
memperbanyak ibadah dan amal saleh lainnya. Sehingga kita benar-benar menjadi
hamba Allah yang bertaqwa mendapatkan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di
akhirat.
Allahu Akbar 3x,
walillahil hamd.
Hadirin, Jama’ah shalat idul adha
rahimakumullah,
Pada Hari ini, ingatan
kita kembali mengenang sejarah terjadinya peristiwa monumental yang dialami
oleh tiga profil manusia besar, yaitu Ibrahim, Ismail, dan Hajar ‘alaihimus
salam.
Hari raya Idul Adha
atau Hari Raya Kurban adalah berakar dari sejarah tiga manusia besar itu, yaitu
Ibrahim sebagai ayah, Hajar sebagai Ibu dan Ismail sebagai anak yang
diperintahkan oleh Allah untuk disembelih oleh ayahnya, Ibrahim.
Pada hari ini
Allah menguji kekasih-Nya, Nabi Ibrahim as agar menyembelih putra
kesayangannya, Nabi Ismail as. Sebagaimana yang telah diceritakan dalam Al
Qur’an, surah Ash Shaffat ayat 100 – 102.
رَبِّ
هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ -١٠٠- فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ -١٠١- فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء
اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ -١٠٢-
“Ya Tuhanku,
Anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang2 yang saleh. Maka kami
beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tetkala anak
itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:
Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah bagaimana pendapatmu. Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa
yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar.” (QS. Ash shaffat: 100 – 102)
Setelah Nabi Ibrahim
mendapat perintah dari Allah agar menyembelih putranya melalui mimpinya,
beliaupun tunduk dan pasrah lahir dan batin. Lalu beliau menyampaikan perintah
penyembelihan itu putra tercintanya, Ismail. Bagaimana komentar Ismail? Begitu
Ismail mendengar bahwa perintah itu dari Allah, maka tanpa banyak pikir lagi,
jiwa dan raganya diserahkan semuanya kepada Allah.
Dalam ayat selanjutnya
disebutkan,
فَلَمَّا
أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ -١٠٣- وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ
-١٠٤- قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ -١٠٥- إِنَّ
هَذَا لَهُوَ الْبَلَاء الْمُبِينُ -١٠٦- وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ -١٠٧-
“tetakala keduanya
telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, (maka
nyatalah kesabaran keduanya) dan Kami panggil dia: “Hai Ibrahim, sungguh engkau
telah membenarkan mimpi itu. Demikianlah Kami membalas kepada orang-orang yang
berbuat kebajikan. Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata. Dan kami
tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash Shaffat: 103 –
107)
Maka segeralah
penyembelihan itu dilakukan. Pada awalnya, Nabi Ibrahim mengikat anaknya dan
membaringkannya, namun kemudian Ismail meminta agar ikatannya dilepas karena
malu pada para malaikat yang melihatnya, dikiranya beliau kurang ta’at kepada
Allah. Akhirnya Ibrahim-pun melepaskan ikatannya dan menyembelihnya dengan
pedang yang amat tajam yang telah dipersiapkan, tepat pada lehernya. Begitu
pedang menempel pada leher dan digorokkan berkali-kali, ternyata pedang tersebut,
atas kehendak Allah tidak mampu melukainya. Ketika itu, Allah mengutus malaikat
Jibril menemui Nabi Ibrahim, menyampaikan firman-Nya kepada Ibrahim,
sebagaimana dalam ayat 104 – 107 surat Ash Shaffat tersebut. Kemudian Jibril
datang dengan membawa seekor kambing dari surga, kambing diterimakan kepada
Nabi Ibrahim sebagai ganti dari anaknya, Ismail. Dan kambing itulah yang
akhirnya disembelih sebagai kurban. Peristiwa monumental ini oleh Allah
diabadikan di kalangan kaum yang datang di kemudian hari, yang hingga sampai
pada kita ini, sebagaimana ditegaskan Allah swt. Dalam firman-Nya:
وَتَرَكْنَا
عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ -١٠٨-
Artinya:
“Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di
kalangan orang-orang yang datang kemudian.”(QS. Ash Shaffat: 108)
Allahu Akbar 3x, walillahil hamd.
Hadirin, Jama’ah shalat idul adha
rahimakumullah,
Kepatuhan dan kepasrahan nabi Ibrahim as dan putranya,
Nabi Ismail as juga Hajar sebagai ibu Ismail, begitu besar dan dalam. Meraka
tanpa banyak komentaar dan berpikir panjang dalam mentaati dan menjalankan
perintah Allah swt tersebut. Kalaulah, sekiranya keimanan, ketaqwaan dan
ketaatan mereka kepada Allah tidak kuat, tentu membantah atau setidaknya minta
argumentasi atas perintah penyembelihan itu, atau melakukan penolakan dengan
berbagai argumentasi. Sebab anak kandung sendiri, si buah hati tersayang tanpa
salah dan dosa, mengapa diperintah agar disembelih. Alangkah kejamnya perlakuan
seorang ayah terhadap anaknya bila itu bukan atas perintah Allah. Namun karena
ketaqwaan, ketaatan serta kecintaan beliau kepada Allah yang mungkin kurag
rasional pun tetap dilaksanakan. Kecintaan terhadap Allah di atas kecintaan
terhadap diri sendiri, anak, dan keluarganya, dan memang begitulah seharusnya.
Sekalipun terkadang akal beluam mampu menerima suatu perintah, kalau perintah
itu datang dari Allah, perintah agama, maka seharusnya kita taati dan
laksanakan tanpa harus menunggu merasionalisasi perintah itu terlebih dahulu.
Perhatikan firman Allah swt.
إِنَّمَا
كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ
أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya:
“sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara
mereka ialah ucapan: Kami mendengar, dan kami patuh. Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.” (QS. An-Nuur: 51)
Allahu Akbar 3x, walillahil hamd.
Hadirin, Jama’ah shalat idul adha
rahimakumullah,
Kita tidaklah mendapatkan ujian seberat yang diujikan
kepada Nabi Ibrahim. Kita hanya diperintahkan untuk mengorbankan sebagian
anugerah rizki yg diberikan kepada kita, sebagai sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah swt. Kita jadikan monumental idul kurban ini, untuk mendekatkan
diri kepada Allah dengan melaksanakan kurban, suatu ibadah penyembelihan hewan
ternak yg diperintahkan oleh-Nya. Bagi kaum muslimin yg diberi kelonggaran
rezeki oleh Allah, mampu melaksanakan ibadah ini hendaklah melaksanakannya tapa
ragu-rgu.
Penyembelihan hewan kurban, di samping sebagai sarana
bertaqarrub kepada Allah, dengan daging kurban yg dibagikan kepada fakir miskin
itu, kita bisa ikut membahagiakan mereka. Dan sudah barang tentu, hal ini akan
member kesan baik mereka, hingga terciptalah hidup yg penuh dengan persaudaraan
serta saling tolong menolong antara sesame muslim.
Ibnu Abbas ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“tidak ada amal dari keturunan Adam
(manusia) pada hari kurban (10 dzulhijjah) yang lebih disenangi oleh Allah
daripada mengalirkan darah kurban, karena sesungguhnya hewan yg dijadikan
kurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, kuku2nya, dan
bulu2nya. Dan sesungguhnya darah itu akan jatuh diterima Allah lebih dulu
sebelum jatuh menetes ke bumi. Maka bersihkanlah jiwa kalian dengan kurban.”
Allahu Akbar 3x, walillahil hamd.
Hadirin, Jama’ah shalat idul adha
rahimakumullah,
Pada kesempatan Idul Kurban ini, bagi yang diberi
keluasan rizki dan mampu melaksanakan kurban, maka hendaklah berkurban dengan
melakukan penyembelihan hewan kurban. Dan waktu menyembelih kurban adalah
dimulai setelah shalat Idul Adha, sampai habisnya hari tasyrik, tanggal 13
Dzulhijjah.
Sementara bagi orang yg telah mampu berkurban namun
enggan melaksanakannya, dikhawatirkan nanti bila mati dalam keadaan su’ul
khatimah sebagaimana peringatan Rasulullah melalui sabda beliau:
“Barangsiapa baginya ada kemampuan
berkurban akan tetapi tidak mau berkurban, maka hendaklah ia mati dalam keadaan
Yahudi atau Nasrani.”
Deikianlah, peringatan Rasulullah kepada umatnya yg telah
berkemampuan untuk berkurban tetapi tidak mau berkurban.
Allahu Akbar 3x, walillahil hamd.
Hadirin, Jama’ah shalat idul adha
rahimakumullah,
Demikianlah, khotbah Idul Adha yang saya sampaikan pada
kesempatan yang mulia ini, mudah-mudahan ada guna dan manfaatnya. Dan marilah momentum
Idul Adha ini benar-benat kita jadikan untuk lebih mendekatkan diri kita kepada
Allah dengan melakukan penyembelihan hewan kurban dan juga mengorbankan
sebagian anugerah rizki yang diberikan olah Allah kepada kita. Sehingga kita
menjadi semakin dekat kepada Allah swt. Dan mendapatkan kebahagiaan hidup baik
didunia maupun di akhirat, amin
0 komentar:
Post a Comment