Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label Motivasi. Show all posts
Showing posts with label Motivasi. Show all posts

Tuesday, 4 October 2016

PERJALANAN UMUR

*Ketika umur kita dibawah 10 tahun,* kita merasa bahwa bermain merupakan suatu yang sangat penting. 
Sebab itu, 
Kita suka bermain. Pagi, sore, siang, malam, bermain terus.
*Ketika umur kita belasan tahun,* kita merasakan kebebasan itu lebih penting. 
Sebab itu,
kita ingin menyuarakan pendapat sendiri.
Ingin suara didengari.
Kita banyak memberontak dan sedikit keras kepala.
Kita mulai bandel dan tidak suka dengar nasihat.
*Beranjak ke umur 20-an,* kita merasakan pendidikan dan kerja begitu penting.
Sebab itu,
kita belajar sungguh-sungguh untuk memperoleh kerja yang sesuai.
Kadang-kadang kita menyesal, kenapa dulu tidak belajar sungguh-sungguh, biar dapat pekerjaan yang baik seperti kawan-kawan yang lain.
Alangkah ruginya kita telah berleha-leha sebelum ini.
*Meningkat ke umur 30-an,* kita semakin sadar bahwa keuangan itu sangat penting.
Sebab itu,
masa inilah kita membina hidup.
Membina keluarga.
Ingin membeli kenderaan, rumah, tanah, aset, melancong dan sebagainya.
*Namun akhirnya, kita pun memasuki fase 40-an.* Perkara yang paling penting dalam hidup ialah *kesehatan.*
Kekayaan dan lain-lain tidak berarti dengan kesehatan yang tidak memuaskan. Pada masa ini darah tinggi, diabetes, asam urat, kolesterol, jantung koroner dan lain-lain sedang melamar kita.
Masa inilah kita bisa menyesal karena sudah terlalu sering makan yang enak2 dan sibuk kerja sehingga lupa untuk bersenam dan menjaga kesehatan.
*Memasuki era 50-an,* tatkala kita sudah memiliki semua impian, akhirnya kita sadar bahwa perkara yang lebih penting dalam hidup ialah *kasih sayang.*
Kita sedikit kesunyian tatkala anak-anak sudah berumah tangga dan tinggal di tempat lain.
Anak-anak yang sibuk dengan kerjanya masing-masing menjadikan kita rindu saat-saat indah bersama mereka dahulu.
Rumah besar, mobil besar seakan-akan tidak lagi berarti.
*Kehidupan terus berjalan.*
*Tatkala memasuki usia 60-an,* kitapun semakin sadar bahwa hanya amal ibadahlah bekal yang akan dibawa ke alam sana.
Segala kemewahan dan kebendaan tidak lagi bermakna.
Kubur bakal menjemput kapan saja.
Mujurlah kita sempat sadar dan Allah masih membuka pintu taubat yang kita mohonkan.
Masih tersisa waktu untuk menambah bekal.
*Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:*
*"Cari kesempatan yang lima, sebelum datang lima lainnya".*
1. Masa mudamu sebelum datang masa tua,
2. Masa sehatmu sebelum datang masa sakit,
3. Masa kayamu sebelum datang masa miskin,
4. Masa luangmu sebelum datang masa sibuk,
5. Masa hidupmu sebelum datang kematian.”
(HR. Al Hakim)
*Mari siapkan bekal, hidup ini hanya sementara.*

Tuesday, 10 May 2016

HINDARI kATA-KATA SEPERTI INI TERHADAP ANAK

1. “PERGI! MAMA INGIN SENDIRI DULU”
Ketika Anda mengatakan kalimat ini kepada si kecil, Suzette Haden Elgin, Ph.D., pendiri Ozark Center for Language Studies mengatakan bahwa anak akan menginternalisasi kalimat tersebut dan berpikir tidak ada gunanya untuk berusaha berbicara kepada Anda karena mereka selalu diusir. Selain itu, jika Anda terbiasa mengatakan hal ini kepada anak, ketika dewasa ia akan terbiasa pula mengatakan hal yang sama kepada orang lain.

Ketimbang mengucapkan kalimat di atas, Anda bisa menggantinya dengan kata yang membuatnya lebih mengerti. Ketika Anda memang sibuk coba katakan pada anak, “ada yang ibu harus kerjakan dan selesaikan, jadi ibu ingin kamu menggambar dulu sendiri ya beberapa menit. Kalau ibu sudah selesai, ibu akan menyusul”. Anda juga harus realistis, anak-anak yang berusia balita dan pre school tidak bisa membuat diri mereka sendiri tenang selama beberapa jam
2. “KAMU ITU…”
Memberikan label adalah jalan pintas untuk mengubah anak-anak. Jika Anda mengatakan “kamu itu memang pemalas,” maka ia akan ikut melabeli dirinya secara tidak langsung dan menganggap dirinya memang pemalas dan tidak ada yang dapat diubah. Jika kita memberikan label yang buruk kepada anak seperti bodoh, nakal, dan sebagainya, maka hal tersebut akan terus melekat dan bisa saja menjadi identitas dirinya yang ia internalisasi hingga dewasa.

Sebaliknya, jika Anda mengatakan “kamu anak yang pintar,” ia akan mengira Anda memiliki ekspektasi yang besar untuknya dan hal tersebut tentu saja dapat menjadi suatu beban tersendiri baginya. Jika Anda ingin untuk mengubah tingkah laku si kecil, lebih baik katakan secara jelas dan spesifik apa yang sebaiknya ia lakukan dan apa yang sebaiknya tidak ia lakukan tanpa memberi label untuknya.
3. “JANGAN MENANGIS”
“Jangan sedih!,” atau “jangan seperti anak kecil” merupakan variasi lain dari kalimat di atas. Jika Anda perhatikan, anak-anak belum bisa menyalurkan emosinya melalui kata-kata. Mereka tertawa ketika mereka senang, dan sudah pasti mereka menangis jika mereka sedih. Hal tersebut merupakan hal yang lumrah.

“Sebenarnya, wajar bila orang tua tidak ingin anaknya merasa sedih atau menangis. Tetapi, dengan mengatakan “jangan” dan “tidak” kepada anak tidak akan membuat anak tersebut merasa lebih baik. Bahkan, hal tersebut akan menimbulkan kesan bahwa emosi mereka tidak benar dan tidak baik untuk merasa sedih atau takut,” kata Debbie Glasser, Ph.D., direktur dari Family Support Services di Nova Southeastern University, Florida, Amerika Serikat.

Daripada Anda memintanya jangan menangis, cobalah pahami emosi atau kesedihannya. “Ibu tahu kamu takut sekolah tidak ditemani ibu. Tapi di sana ada ibu guru yang bisa jadi pengganti ibu sebentar dan ada teman-teman kamu. Kalau kamu masih takut, ibu selalu ada di luar dan kamu bisa bertemu aku kapanpun kamu mau. Ibu janji nggak akan ninggalin kamu sendirian”.

Dengan memahami kesedihannya, Anda bisa memberinya contoh bagaimana mengekspreksikan perasaannya. Anda juga menunjukkan padanya bagaimana bersikap empati. Di kemudian hari, anak pun jadi tidak lagi terlalu sering menangis dan bisa mengekspreksikan kesedihannya.
3. “JANGAN MENANGIS”
“Jangan sedih!,” atau “jangan seperti anak kecil” merupakan variasi lain dari kalimat di atas. Jika Anda perhatikan, anak-anak belum bisa menyalurkan emosinya melalui kata-kata. Mereka tertawa ketika mereka senang, dan sudah pasti mereka menangis jika mereka sedih. Hal tersebut merupakan hal yang lumrah.

“Sebenarnya, wajar bila orang tua tidak ingin anaknya merasa sedih atau menangis. Tetapi, dengan mengatakan “jangan” dan “tidak” kepada anak tidak akan membuat anak tersebut merasa lebih baik. Bahkan, hal tersebut akan menimbulkan kesan bahwa emosi mereka tidak benar dan tidak baik untuk merasa sedih atau takut,” kata Debbie Glasser, Ph.D., direktur dari Family Support Services di Nova Southeastern University, Florida, Amerika Serikat.

Daripada Anda memintanya jangan menangis, cobalah pahami emosi atau kesedihannya. “Ibu tahu kamu takut sekolah tidak ditemani ibu. Tapi di sana ada ibu guru yang bisa jadi pengganti ibu sebentar dan ada teman-teman kamu. Kalau kamu masih takut, ibu selalu ada di luar dan kamu bisa bertemu aku kapanpun kamu mau. Ibu janji nggak akan ninggalin kamu sendirian”.

Dengan memahami kesedihannya, Anda bisa memberinya contoh bagaimana mengekspreksikan perasaannya. Anda juga menunjukkan padanya bagaimana bersikap empati. Di kemudian hari, anak pun jadi tidak lagi terlalu sering menangis dan bisa mengekspreksikan kesedihannya.
5. “LHO, HANYA BEGINI HASILNYA?”
Sama seperti membanding-bandingkan, anak Anda juga pasti akan tersakiti hatinya jika Anda mengatakan kalimat tersebut kepadanya. Belajar adalah suatu proses untuk mencoba dan melakukan kesalahan hingga anak Anda akhirnya berhasil untuk menguasai suatu hal. Kalimat ini tidak akan menyemangatinya untuk terus menguasai hal tersebut, malah hanya akan menyakitinya dan membuatnya malas untuk kembali belajar.

Jika anak Anda terus melakukan kesalahan, memberikan semangat dengan berkata “sepertinya akan lebih baik jika kamu menyelesaikannya dengan cara seperti ini,” akan lebih memotivasinya dibandingkan dengan terus mengejeknya.
6. “BERHENTI, ATAU…”
Kalimat di atas merupakan salah satu bentuk ancaman. Jika Anda sering mengatakan ini kepada anak, cepat atau lambat ancaman ini tidak akan berpengaruh lagi terhadap anak dan bahkan anak akan menganggap ancaman sebagai suatu hal yang biasa. “Hasil riset menunjukkan bahwa, 80% anak dua tahun akan mengulangi kesalahan yang sama yang dilakukannya hari ini, keesokan harinya, tak peduli disiplin seperti apa yang Anda terapkan,” kata Murray Straus, Ph.D., seorang sosiolog di University of New Hampshire.

Jadi sebaiknya Anda tidak lagi memberinya ancaman. Akan lebih efektif untuk menerapkan taktik misalnya memberikan anak arahan yang sama, menjauhkan anak dari situasi serupa atau memberinya time-out.
7. “TUNGGU SAMPAI MAMA PULANG KE RUMAH!”
Ini adalah salah satu bentuk lain dari ancaman. Akan tetapi, ancaman seperti ini akan lebih tidak efektif karena jika anak melakukan suatu kesalahan, sebaiknya Anda menanganinya secara langsung dan secepat mungkin sehingga tidak ada penundaan. Selain itu, bisa jadi setelah Anda pulang, anak Anda telah melupakan kesalahannya. Hal lain yang membuat ancaman tersebut kurang efektif adalah anak Anda yang akan lebih berfokus kepada cara untuk mencegah hukuman daripada fokus terhadap tingkah lakunya yang salah apabila Anda melakukan penundaan dalam menangani tingkah lakunya.
8. “AYO, CEPAT!”
Anda pasti akan merasa stres saat terlambat bangun pagi, jalanan macet, kurang tidur, atau memiliki banyak pekerjaan di kantor yang harus Anda selesaikan segera. Anda pun kemudian meminta si kecil untuk buru-buru agar Anda tidak terlambat. Jika Anda kerapkali mengeluh, mendesah, atau bahkan merengek agar anak buru-buru sebaiknya Anda perlu berhati-hati. Hal tersebut cenderung menimbulkan perasaan bersalah pada anak, akan tetapi tidak membuat mereka termotivasi untuk bergerak lebih cepat.
9. “HEBAT! ATAU “ANAK BAIK!”
Memang, tidak ada salahnya untuk memuji anak Anda. Tapi kesalahan dari suatu pujian adalah ketika pujian berlebihan diberikan untuk tingkah laku anak yang biasa saja. Misalnya, kalimat seperti “wah, kamu sangat hebat!,” dilontarkan kepada anak yang telah terbiasa menghabiskan susunya setiap hari, akan menjadi kurang berarti.

Anak-anak dapat membedakan mana pujian yang
dilontarkan untuk sesuatu yang sederhana, dan pujian untuk suatu tingkah lakunya yang memerlukan usaha lebih. Lebih baik, berikan pujian untuk usaha keras yang telah anak Anda lakukan seperti menyelesaikan pekerjaan rumah yang sulit, atau pada hal yang jarang anak Anda lakukan tetapi sekarang ia berhasil melakukannya. Pujian yang spesifik membuat anak lebih termotivasi untuk melakukan tingkah laku tersebut.
10. “INI BUKAN URUSAN ANAK KECIL”
Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Namun, hindarilah kalimat tersebut bila Anda tidak ingin si Kecil mengetahui hal yang belum layak ia ketahui. Jelaskan dengan cara yang cerdas tanpa menekankan bahwa mereka masih kecil.

Tahukah Anda, rata-rata anak kecil sangat ingin menjadi besar, alias seperti orang dewasa! Biarkan mereka merasa dirinya sudah lebih besar, dan hal ini akan memudahkan kita untuk mengajarkan rasa tanggung jawab kepada mereka
11. “NANTI AYAH/IBU TIDAK SAYANG LAGI YA!”
Semua kalimat ancaman tidak baik untuk mereka, apalagi mengancam tidak sayang lagi kepada mereka. Mereka dapat mengingat kalimat ini hingga dewasa, walaupun saat ini masih balita. Selain itu, kita tentu ingin mereka berperilaku baik tanpa disebabkan oleh rasa takut bukan?
12. “TERSERAH KAMU, DEH! MAMA NGGAK MAU TAHU.”
Ketika orang tua melontarkan jawaban ini, maka secara tak sadar orang tua sebenarnya sudah membuat anak merasa bersalah terhadap pilihan yang sudah ia tentukan. Seakan pilihan anak yang kurang tepat dan akan membuat anak kurang percaya diri. —
13. “POKOKNYA KAMU HARUS MENURUT KATA MAMA, TITIK!”.
Kalimat ini menegaskan bahwa terdapat posisi yang tidak seimbang dalam keluarga. Seakan orang tualah pemilik otoritas yang tidak bisa terbantahkan.

Hal ini akan membuat anak merasa kecil dan tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengungkapkan pendapatnya pada kesempatan yang lain. —
14. “DIAM, JANGAN MEMBANTAH MAMA!”
Ini yang kerapkali muncul. Memang ia tidak akan membantah pada kesempatan lain, namun penghayatan yang ia peroleh adalah “percuma berargumen dengan mama”.

Akan menimbulkan sikap pasrah pada anak, hanya mengikuti saja. Hal ini merupakan kematian awal dari sebuah inisiatif yang mulai ditanamkan tanpa disadari. —
15. “KAMU INI NGGAK PERNAH DENGERIN KATA MAMA! , SUKANYA MEMBANTAH TERUS!”
Kalimat ini merupakan contoh pelabelan yang secara tak sadar terlontarkan buat buah hati. Ia akan merasa bahwa dirinya adalah anak yang bandel yang tidak pernah mendengar perkataan orang tuanya. —
16. “KAMU SELALU….” ATAU “KAMU TIDAK PERNAH…”.
Kalimat tersebut memang kerapkali diucapkan orangtua secara refleks. Akan tetapi ada baiknya jika penggunaan kalimat tersebut dihindari.

“Hati-hati, kedua kata-kata itu ada makna di dalamnya. Di dalam pernyataan “Kamu selalu…” dan “Kamu tidak pernah” adalah label yang bisa melekat selamanya di dalam diri anak,” ujar Jenn Berman PhD, seorang psikoterapis.

Tak hanya itu, Berman juga melanjutkan bahwa jika kedua kalimat tersebut sering dilontarkan oleh orangtua kepada anaknya, maka akan membentuk kepribadian si kecil. Anak-anak akan menjadi seperti yang dikatakan terhadap dirinya

“Sebaliknya, bertanyalah kepada anak tentang apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu dia mengubah kebiasaannya. Misalnya, ‘Kalau diperhatikan kamu sering lupa membawa pulang buku pelajaran ke rumah. Apa yang bisa Ibu bantu supaya kamu ingat untuk membawa bukumu pulang?’. Pernyataan seperti itu akan membuat anak merasa terbantu dan nyaman,” jelas dr Berman

17. “BUKAN BEGITU CARANYA. SINI, BIAR AYAH/IBU SAJA.”
Biasanya orangtua mengeluarkan kalimat tersebut jika mereka meminta tolong kepada si kecil untuk membantu melakukan sesuatu, namun si kecil tidak melakukannya seperti yang kita inginkan.

Dr Berman mengatakan bahwa hal itu adalah salah atau sebuah (kesalahan), karena si kecil menjadi tidak bisa belajar bagaimana caranya melakukan hal seperti yang kita inginkan.

Nah, dibandingkan kita mengatakan hal tersebut, sebaiknya kita melakukan langkah kolaboratif dengan mengajak anak melakukan pekerjaan tersebut bersama-sama sembari kita menjelaskan bagaimana cara yang benar untuk melakukannya.

BOSAN HIDUP, NIKMATILAH HARI INI

Suatu hari, Seorang pegawai yang hari-harinya beraktifitas di kantor berangkat pagi, pulang malam. demikian aktifitas itu selama bertahun-tahun, sehingga aktifitas-aktifitas tersebut menjadi seperti rutinitas sehari-hari yang membosankan. Ia bosan dengan jalan kehidupan seperti ini. Ia pun datang kepada orang bijak, mengeluhkan apa yang dialaminya.

"Tuan, kenapa saya merasa hidup ini seperti rutinitas saja, sangat membosankan, saya sudah bosan hidup seperti ini. Rasanya sudah ingin mati saja"

Orang bijakpun menjawab : "JIka demikian, anggaplah hari ini sebagai hari terakhirmu, nikmatilah hidup pada hari ini karena ini adalah hari terakhirmu. beribdahlah dengan baik dan benar, seakan ini hari terakhirmu, sebelum berangkat bekerja, cium dan kecuplah istrimu dengan kasih sayang seakan-akan itu adalah ciuman terakhirmu. kerjakanlah tugas-tugasmu dengan baik hari ini, karena ini hari terakhirmu bekerja agar ketika anda tiada, orang mengenangmu, pandanglah alam sekitar, jalan, dan keindahan kota dengan kebahagiaan, karena ini adalah hari terakhirmu, agar sebelum engkau meninggalkan dunia, engkau pernah merasakan bahagianya bersama alam. bersenda guaraulah dan bercanda rialah dengan keluargamu, seakan ini adalah hari terkhirmu bercanda dengan mereka. Maafkanlah semua orang yang pernah menyakitimu, agar kepergianmu tanpa membawa beban apapun. jangan anda mencemaskan tentang masa depanmu, karena hari ini adalah hari terakhirmu, begitu juga jangan anda sesali yang telah berlalu, karena hari ini adalah hari terakhirmu. Nikmati dan rasakanlah hidup akhirmu ini, karena hari ini adalah hari terakhirmu. sekali lagi, rasakan dan bayangkan, bahwa hari ini adalah hari terakhirmu".

Setelah mendengar nasehat dari orang bijak tadi, ia pulang dan berjanji akan melaksanakan semua nasehat tersebut dalam hari-harinya.
Ia mulai membyangkan dan merasakan bahwa hari ini adalah hari terakhirnya. Ibadahnya pun sungguh-sungguh dan tulus, Sebelum berangkat kerja, ia mencium istrinya dengan penuh kasih sayang, diperjalanan ia nikmati pemandangan dengan penuh rasa bahagia dan ceria, perkejaan hari ini dia kerjakan dengan penuh tanggung jawab dan profesional, ia sapa teman-temannya dengan penuh rasa suka, di rumah ia bergaul dengan istri dan anak-anaknya dengan ceria dan canda tawa.
Ia rasakan bahwa hari ini adalah hari terakhirnya, ia ingin menikmati hari terakhirnya ini dengan sebagia mungkin. demikian hari-harinya ia lalui, seakan-akan hari itu adalah hari terakhirnya. sampai akhirnya ia ingin hidup lebih lagi, hilanglah rasa bosan hidup.

***
Hari kemarin. Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...

Hari esok. Hingga mentari esok hari terbit,
Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja...

Yang tersisa kini hanyalah hari ini.

Pintu masa lalu telah tertutup,
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.

Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.

Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini, hari ini yang abadi.

Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri



Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan sekarang juga!!!!!!

Thursday, 5 May 2016

JADILAH PRIBADI YANG POSITIF


Menjadi pribadi yang positif itu sangat sederhana, tapi dampaknya luar biasa. Mari bersama sama kita belajar agar kita mampu melayakkan diri menjadi manusia yang berkualitas tentu saja dengan menjadi pribadi yang positif.. 


















Sumber : BELAJAR MENJADI PRIBADI YANG POSITIF.

Friday, 29 April 2016

KEKUATAN HAFALAN ALQURAN DALAM KEHIDUPAN MUSLIM

Segala sesuatu di dunia ini pasti memiliki kekuatannya di baliknya. Apapun itu. Karena kita berbuat berdasarkan apa yang membuat kita kuat melakukannya. Dan seseorang tidak akan bisa kuat melakukannya tanpa iringan cinta dan motivasi darinya.
Seseorang yang berjuang mati-matian untuk memperoleh prestasi dari bangku kuliahnya pasti harus kuat bergelut dengan berbagai macam ujian mata kuliah.
Orang ingin menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) misal lain, ia harus kuat dalam menghadapi persaingan ketat antara calon pendaftar agar bisa memenuhi persyaratan dan lolos mengikuti ujian masuk. Ribuan orang menunggu dirinya sebagai pesaing ketat.
Seorang miskin akan terus berjuang mengemis hanya untuk mendapatkan rasa kasih sayang orang-orang dermawan di sekitarnya agar bia bisa bertahan hidup.
Demikian pula sampai seorang pejabat di atas yang memiliki sederetan popularitas dan status sosial terpandang pun harus siap mempertahankan gelar sosialnya itu agar tidak dibilang kere dan stress kalau sewaktu-waktu ia ‘jatuh’ dan melepaskanpuncak karirnya itu.
Tidak jauh dengan itu pula demikianlah manfaat Kitabullah bagi seorang muslim dalam hidup ini.
Sudah lazim kita pahami bahwa al-Qur’an ini adalah Kalamullah atau firman-firman Allah yang Mahaagung dalam hidup ini. Al-Qur’an adalah pusaka abadi bagi semua acuan dan pedoman kemanusiaan. Tanpanya orientasi manusia akan menyimpang dan jauh dari jalan-Nya. Akibatnya berbagai bencana dan janji-Nya akan berlaku pada mereka.
Harus diakui berbicara tentang al-Qur’an dengan segala tema-tema konprehensif di dalamnya, tak ubahnya seperti menguak misteri bagi kehidupan ini. Terutama misteri kebenaran dan keajaiban Allah swt. Tema-tema itu terbentang dalam bentuk tulisan Arabnya yang penuh dengan nuansa mukjizat dan keajaiban bagi siapa yang menyentuh dan membacanya. Tema-tema itu juga terbentang dalam bentuk konkret di alam semesta yang teramat luas ini. Ketika tema linier (tulisan) menyatu dengan tema visual (semesta) dalam bentuk penemuan maka akan lahir keajaiban ilahi bagi manusia. Kekuatan hidayah-Nya akan memancar dari kedalaman hati seseorang yang dicahayai oleh sinar Allah. Itu baru satu cahaya. Banyak lagi cahaya-cahaya lain yang sungguh sangat luar biasa. Itu karena Allah Nuur ‘alaa Nuur (cahaya di atas cahaya).
Lalu lahir rasa keimanan sebagai bukti keterpaduan antara keajaiban ayat-ayat al-Qur’an yang berbentuk linier dengan keajaiban dalam bentuk visual yang terbentang di alam raya.
Lalu apa manfaatnya dalam kehidupan?
Tentu banyak, dan akan terus banyak sesuai dengan tingkat interaksi dan eksplorasi seseorang dengan firman-firman Tuhan ini.
Sampai tulisan ini digores, keajaiban-keajaiban itu tak pernah habis diukir. Setidaknya dalam hati kita yang memang labil lalu kemudian distabilkan oleh indahnya ayat-ayat al-Qur’an yang terukir kuat di dada.
Pertanyaan penting yang tidak seharusnya bosan-bosannya dilantunkan:
1- Sudahkah Anda membaca al-Qur’an dengan baik dan benar?
2- Sudahkah anda memahami dan meresapi ayat-ayat yang anda baca?
3. Bagaimana rasanya menghafalkan firman-firman Allah Pencipta semesta alam?
4. Apa respon hati anda saat berinteraksi dengan ayat-ayat-Nya yang sungguh sangat agung dan mulia itu?
5. Apa efeknya bagi gerak kehidupan anda yang penuh dengan dinamika yang beraneka ragam?
Jawabannya silahkan dirasakan sendiri. Sebab setiap orang memiliki tingkatan perasaan yang berbeda-beda.
Antara seseorang yang pandai membaca akan berbeda dengan orang yang masih terbata-bata.
Antara orang yang sudah memiliki hafalan dan bisa menghadirkan maknanya berbeda dengan orang yang kesulitan menghafal apalagi meresapi maknanya.
Orang-orang yang hafalannya banyak akan memiliki kenikmatan tersendiri daripada orang yang baru menghafal.
Orang-orang yang sudah bisa meresapi hafalannya akan sangat berbeda dengan orang-orang yang baru bisa menghafal.
Orang-orang yang bisa mengamalkan apa yang ia baca dan ia hafal sungguh merupakan kenikmatan terbesar dalam hidup ini.
Karena dari situ ombakan kebaikan dari ilahi akan deras mengalir dalam dirinya dan memancar dalam kehidupan.
Mereka yang sudah menghafal al-Qur’an secara sempurna pun masih memiliki banyak kekurangan dan tantangan dalam berinteraksi dengannya.
Masing-masing memiliki perasaan yang berbeda. Cita-rasa dan daya ecapannya beragam pula.
Intinya, mereguk sebanyak-banyaknya ma’dabatullah (hidangan Allah) yang tersedia di bentangan linier dan semesta. Makanya wajar kalau al-Qur’an itu dikatakan sebagai sumber mata air petunjuk Allah yang tidak akan pernah lekang, di dunia maupun di akhirat. Karena ia adalah milik Sang Penguasa jagat raya.
Ya, itulah kekuatan hidayah al-Qur’an yang awalnya terpatri dalam dada. Setiap kali kita merasakan sedikit saja kenikmatannya maka kita akan dibawa kepada kenikmatan-kenikmatan berikutnya yang tidak kalah indah. Insya Allah keimanan kita akan senantiasa lestasi dan hidayah akan semakin melekat dalam dada kita.
Mari, kita jadikan hafalan al-Qur’an kita, berapapun banyaknya sebagai modal taqorrub dengan Allah dan dinamika kehidupan ini. Amiin

KELEZATAN RUKHIYAH DALAM MENGHAFAL ALQURAN

Kini, gerakan menghafal al-Qur'an sudah mulai menjamur di atas bumi ini. Dari Timur Tengah sampai Asia Tenggara. Memang tahfizul Qur'an atau menghafal al-Qur'an bukanlah inti dari proses pembelajaran al-Qur'an dari kehidupan seorang muslim dalam hidup ini. Tapi dengan aktifitas tahfizul qur'an seseorang akan menjadi 'hidup' hatinya. Ia akan memahami betapa Allah yang telah menurunkan kitab sucinya begitu sayang kepada kita orang-orang beriman.
Sepintas, tahfizul Qur'an hanyalah sebagai sebuah kegiatan penunjang shalat lima waktu atau zikir semata. Namun pada hakikatnya ia memiliki makna yang lebih luas lagi bagi kehidupan seseorang. Di antaranya seperti yang saya alami hingga saat ini adalah:
1- Dengan Menghafal al-Qur'an, hati kita tergerak untuk melafazkan firman-firman Allah.
Bisa jadi kita jarang melafalkan ayat-ayat suci-Nya, karena tidak tahu menahu untuk apa melakukannya. Padahal, sadar-sadar atau tidak sadar hampir sebagian besar aktifitas ibadah kita tidak lepas dari zikir bil qur'an.
2. Dengan tahfizul Qur'an sebagian kita yang tadinya tidak bisa membaca al-Qur'an menjadi semangat dan ingin terus belajar meningkatkan dirinya di hadapan Tuhannya sebagai sebuah bekal akhirat.
Dengan tahfiz ini seorang muslim dan muslimah, akan tergerak memperbaiki tilawah yang masih belum bagus sesuai kaedah tajwid.
3. Dengan tahfizul Qur'an, seseorang tidak akan kehilangan bekal ruhiyyahnya. Karena al-Qur'an sendiri adalah sumber ruhiyyah bagi semua ibadah. Semakin banyak dihafal maka akan semakin banyak pasokan spiritualnya. Semakin paham ia dengan apa yang ia baca maka akan semakin terasa betapa indahnya kalamullah ini bagi dinamika dan denyut nadi hidupnya.
4. Dengan tahfizul Qur'an, seseorang akan merasa bangga menjadi muslim. Karena identitas muslim sendiri harus diukur kepribadiannya dari sejauh mana interaksi dengan ayat-ayat Allah swt.
5. Tahfizul Qur'an akan menggiatkan seseorang dalam menjalani hidup. Karena Allah sendiri yang akan membimbingnya.
6. Tahfizul Qur'an merupakan tradisi baik generasi salaf sholeh dulu yang saat ini sudah dilupakan umat Islam sehingga umat mudah terbawa arus budaya modern yang melupakannya dari jalan Allah swt.
7. Tahfizul Qur'an bak sebuah buku bacaan yang bisa menghibur seseorang di kala ia sedang seorang diri. Menghibur, menyejukkan, memberi refreshing (penyegaran), mengajaknya berjalan-jalan ruhiyyah ke alam lain yang penuh dengan kenikmatan ibadah.
8. Tahfizul Qur'an akan membawa seseorang menjadi seorang muslim yang pandai memanfaatkan waktu senggangnya. Malah makin bernilai tinggi di sisi Allah swt, karena ia telah menyibukkan diri dengan titah-titah Tuhannya.
9. Tahfizul Qur'an akan semakin nikmat tatkala dibawa untuk menunaikan shalat-shalat wajib, qiyamullail dan shalat-shalat gerhana. Semakin banyak hafalan seseorang maka akan semakin baik modalnya mengasah ruhiyyah dengan ibadah shalat di ujung malam. Begitulah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya dahulu.
10. Tahfizul Qur'an adalah tameng kekuatan dan andalan para pejuang Islam sepanjang masa. Di Palestina misalnya. Justru mereka yang terbaik menjadi pahlawan dalam menumpas kaum Zionis Israel adalah para penghafal al-Qur'an. Meski ketika berperang sekalipun, interaksi dengan al-Qur'an sebagai sarana taqorrub dengan Allah menjadi tumpuan kekuatan itu.
11. Allah akan menjaga hati dan keadaan seseorang yang bisa terus menghafal al-Qur'an dan menjaganya dengan kelapangan dada dan kekayaan hati, di mana di sisi lain mereka yang tidak menekuni bidang ini kebingungan mengendalikan dirinya karena kunkungan materi dan jeratan ilmu-ilmu dunia.
12. Tahfizul Qur'an juga merupakan pelipur segala lara dan penyakit hati. Apalagi di era modern serba wah saat ini.
Dan masih banyak lagi testimoni tentang aktifitas tahfizul Qur'an ini bagi kita semua yang masih memiliki ihtimam (atensi) terhadap orisinalitas fitrah keislaman. Sangat wajar apabila tentara zionis Israel selamanya tidak bisa melumatkan perjuangan tentara Islam di Palestina. Itu karena bekal al-Qur'an ini sangat kuat di dalam dada-dada mereka sampai Allah mewariskan bumi ini kepada hamba-hamba-Nya yang shaleh.
Lalu, adakah kita mau berpikir?
Mari berpikir dan berpikir...
Sumber : Lintas Sahabat Al Quran

TIPS MENGHAFAL ALQURAN BAGI ORANG DEWASA

Allah menurunkan al-Qur'an agar umat muslim membacanya dengan baik, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan. Untuk mencapai kepada kesempurnaan menerapkan ajaran al-Qur'an maka kita perlu menghafalkannya. Meski menghafal al-Qur'an itu hukumnya fardhu kifayah (wajib atas sebagian kaum muslim saja dan gugur dari sebagian yang lain), namun dalam prakteknya, menghafal al-Quran bagi setiap individu muslim dalam menegakkan ibadah kesehariannya hukumnya harus.
Kita tahu bahwa kita shalat minimal 5 waktu setiap hari sehari semalam. Ada waktu-waktu khusus di mana bacaan shalat harus dikeraskan, seperti pada shalat maghrib, isya dan subuh. Nah pada saat itulah kesempatan membaca al-Quran dengan hafalan sangat menentukan. Menentukan dalam arti membantu sempurnanya shalat kita. Karena bacaan shalat dan al-Quran yang tidak baik akanberdampak pada kekurangsempurnaan shalat dan akhirnya bisa mengurangi nilai pahala shalat kita. Sementara yang kita lakukan adalah shalat fardhu yang memang Allah tegaskan untuk disempurnakan sebaik mungkin.
Tanpa hafalan yang memadai sulit rasanya bagi seorang imam untuk membuat jama'ahnya khusyuk dalam shalat. Apalagi shalat adalah ibadah yang paling mendekatkan seorang hamba muslim kepada Tuhannya.
Nah, pembaca sekalian, untuk memenuhi kebutuhan kita bisa menambah hafalan, maka ada beberapa tips menghafal bagi kita, terutama yang usianya di atas 23 tahun:
1. Kenali karakter dan pahala menghafal al-Quran di sisi Allah swt.
Menghafal al-Quran tujuannya untuk taqorrub atau mendekatkan diri kita kepada Allah. Baik ketika shalat ataupun ketika di luar shalat. Semakin banyak hafalan al-Quran seseorang maka akan semakin baik derajatnya di sisi Allah dan malaikat-Nya. Rasulullah saw bersabda: "Akan dikatakan kepada penghafal al-Quran di hari kiamat: "Bacalah hafalanmu, naiklah dan lantunkanlah dengan tartil (lancar), sesungguhnya kedudukanmu di surga sesuai dengan jumlah ayat atau hafalan yang pernah kamu baca."
2. Bagi orang dewasa, menghafal al-Quran itu sebaiknya dilakukan dengan strategi yang jitu. Saya katakan demikian karena otak dan memori orang dewasa berbeda dengan otaknya anak-anak yang notabene cepat dalam menghafal dan susah hilang. Berbeda dengan orang dewasa yang susah menghafal dan kalau sudah hafalan malah mudah sekali hilangnya. Bagi orang dewasa ketika menghafal harus menggunakan analisa dan pemahaman. Analisa dalam arti memahami artinya terlebih dahulu kemudian baru menghafal. Menganalisa ayat-ayat yang hendak dihafal baru kemudian mulai menghafalkannya.
Nah di sini, apabila seseorang sudah hafal beberapa surat maka diharapkan hafalannya akan kuat, lancar dan penuh penghayatan.
Ada seseorang yang apatis ketika dihadapkan dengan hafalan al Quran. Alasannya, bahwa otak dan ingatannya sudah butek dan tumpul. Tentu ucapannya ini berdasarkan pada ketidaktahuan dia tentang seluk-beluk menghafal dan proses yang akan dijalaninya.
Tapi tak apalah, mungkin itu salah satu pengalaman dia sepintas tentang hafal-menghafal al-Quran. Yang jelas jika anda ingin serius menghafal al-Quran maka yang harus diperhatikan adalah kemauan dan keseriusan. Mau menghafal meski di tengah gangguan kesibukan dan setumpuk aktifitas. Lalu, menyediakan waktu khusus untuk menghafal yang tidak bisa diganggu-gugat atau dikalahkan dengan pekerjaan yang lain.
Kemudian serius dalam menjalankannya. Serius belajar di bawah bimbingan seorang guru yang mumpuni dan berpengalaman. Sebab guru adalah murid yang sungguh-sungguh. Dia akan selalu menularkan rasa semangat menghafal kepada muridnya. Dan murid akan mendapatkan banyak suntikan semangat dan tip-tip baru dari pembimbingnya.
Dan satu hal lagi, jangan lupa berdoa kepada Allah agar senantiasa dimudahkan ketika menghafal dan dijadikan hafalannya itu sebagai wasilah (sarana) menjalankan ketaatan yang maksimal kepada-Nya.
Semoga bermanfaat bagi anda, amiin.
Wallahu a'lam bish-showab. ==> 
Sumber: Lintas Sahabat Al Quran

16 ALASAN MENGAPA KITA HARUS MENGHAFAL ALQURAN

Bisa membaca al-Qur'an itu keutamaan. Dan bisa menghafal al-Qur'an adalah lebih utama. Bisa memahami al-Qur'an itu adalah kewajiban. Dan paham ditambah hafal itu jauh lebih afdhal. Mengamalkan nilai-nilai al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari itu adalah tuntutan. Namun, mengamalkan karena termotivasi karena hafalan adalah lebih aman setiap saat.
Setidaknya itu yang harus kita renungkan sama-sama sebagai seorang muslim sejati. Ya, menghafal al-Qur'an merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan setiap muslim. Ia tidak akan bisa menerapkan Islam secara baik tanpa interaksi yang kuat dengan al-Qur'an sebagaimana para generasi sahabat dan salaf shaleh dahulu lakukan.
Untuk memotivasi kita agar bisa dekat al-Qur'an dan berjuang menghafalkan aya-ayatnya, maka setidaknya ada 16 alasan kenapa kita harus menghafal al-Qur'an:
1. Menghafal adalah landasan awal ketika Rasulullah menerima al-Qur'an dari malaikat Jibril alaihissalam.
Allah berfirman dalam al-Qur'an:
بل هو آيات بينات فى صدور الذين أوتوا العلم
Artinya: "Bahkan al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang menjelaskan (terdapat) di dalam dada-dada orang-orang yang diberikan ilmu.."(QS al-Al-Ankabut: 49).
Sungguh, betapa indahnya ayat ini yang menjelaskan tentang agungnya aktifitas dada orang-orang yang menghafal ayat-ayat Allah swt. Allah mensifatkan bahwa mereka adalah orang-orang yang diberikan ilmu. Lalu, apakah ada yang disebut ilmu selain yang termuat dalam al-Qur'an al-Karim?!
Ayat di atas menjelaskan bahwa Dia akan memilih dari sekian hamba-hamba-Nya di muka bumi untuk kemudian dada akan dijadikan sebagai wadah bagi firman-firman-Nya. Sungguh ini merupakan keutamaan yang besar.
Malah ketika kita mau memperhatikan kekhususan yang diberikan kepada umat ini, - di mana dada para ulamanya penuh dengan al-Qur'an- kita semua pasti akan mengetahui berharganya menjadi para penghafal kitab-Nya.
2. Al-Qur'an adalah sumber dan muara semua sistem dan undang-undang umat ini.
Karena al-Qur'an ini adalah undang-undang kita selaku umat Islam, maka kita wajib untuk berhukum dengannya dan menjadikannya sebagai sumber hukum bagi orang lain. Darinya referensi bagi semua persoalan dan tasyri' (perundang-undangan). Tidak ada persoalan yang kecil ataupun besar sekalipun melainkan dijelaskan secara jelas di dalamnya. Ini sebagaimana firman Allah dalam ayat-Nya:
ما فرطنا فى الكتاب من شيء
Artinya: "Tidaklah Kami berlebih-lebihan (dalam menjelaskan) di kitab ini sedikitpun.."
Dan firman-Nya:
وما كان ربك نسيا
Artinya: "Dan tidaklah Tuhanmu lupa."
Al-Qur'an ini adalah cahaya yang dibawa umat untuk menerangi seluruh manusia agar risalahnya tersampaikan dengan menyeluruh, layaknya sebuah umat yang dilahirkan untuk manusia seluruhnya dan sebagai saksi atas mereka di dunia dan akhirat.
3. Menghafal al-Qur'an adalah fardhu kifayah.
Sebagian ahli ilmu menegaskan bahwa menghafal al-Qur'an itu merupakan kewajiban atas umat ini. Yang apabila telah dilakukan oleh sebagian kaum, maka akan terbebaslah kaum yang lain dari dosanya.
Badruddin Zarkasyi mengatakan: "Sahabat-sahabat kami mengatakan, "Belajar al-Qur'an itu hukumnya fardhu kifayah. Dan kegiatan menghafalkannya adalah wajib atas umat ini."
4. Menghafal al-Qur'an itu berarti meneladani Rasulullah saw.
Allah telah menjadikan Rasulullah saw, Muhammad sebagai teladan yang baik bagi umat ini. Dan menghafal al-Qur'an itu sendiri adalah bagian dari meneladani sunnah-sunnahnya. Itu dikarenakan Rasulullah selalu menghafalkannya, rajin membacanya dan disimak oleh malaikat Jibril as. Demikian pula, Rasulullah menyimakkannya kepada para sahabatnya dan para sahabatnya menyimakkan kepada beliau.
5. Menghafal al-Qur'an juga sama dengan meneladani para salaf sholeh.
Menghafal al-Qur'an di masa kanak-kanak dan masa muda adalah bagian mencontoh salaf sholeh, menapaki jejak mujahadah (kesungguhan) mereka dan menempuh contoh jalan hidayah Allah. Dahulu, salaf sholeh memulai menghafal al-Qur'an sebelum menghafal ilmu-ilmu lain dan memberikan perhatian lebih kepadanya sebelum kepada disiplin keilmuan lainnya. Tidaklah anda membaca tentang biografi para ulama dahulu melainkan engkau pasti akan membaca di dalamnya bahwa ia, "menghafal al-Qur'an dahulu lalu baru kemudian menuntut ilmu-ilmu keislaman lainnya."
6. Menghafal al-Qur'an adalah karakteristik umat Rasulullah saw.
Imam Jazari mengatakan: "Dahulu itu, para ulama menukilkan al-Qur'an melalui dada-dada dan hati-hati yang dipenuhi hafalan al-Qur'an. Bukan melalui tulisan mushaf dan kitab-kitab. Inilah karakteristik yang paling mulia yang Allah berikan kepada umat ini."
Sungguh, aktifitas menghafal al-Quran ini akan senantiasa menjadi syiar bagi umat ini dan menjadi duri di kerongkongan musuh-musuh Islam.
Laura Faghliry, wanita orientalis mengatakan: "Sungguh, hari-hari ini kita tidak bisa membendung terjangan ombak keimanan ribuan umat muslim yang mampu mengulang-ngulan bacaan al-Qur'an dengan hafalan. Di Mesir sendiri jumlah huffazul qur'an (penghafal al-Qur'an) jauh melebihi jumlah kaum Nasrani yang mampu membaca Injil secara hafalan di seluruh Eropa."
James Minzez, seorang non Islam yang diharamkan mendapatkan cahaya al-Qur'an mengatakan: "Mungkin itulah, al-Qur'an merupakan kitab yang paling banyak dibaca manusia di atas dunia ini. Sungguh, ia adalah bacaan yang paling mudah dihafal manusia."
7. Menghafal al-Qur'an adalah proyek ibadah yang tidak mengenal bahasa kegagalan.
Takut gagal dan tidak berhasil saat ini sudah menjadi rintangan dan sekat yang menghalangi antara seseorang dan angan-angannya. Dan bisa jadi semua akhir dari semua proyek manusia adalah benturan keras yang terjadi karena sekat kegagalan dan ketidakmampuan untuk melanjutkan sebuah pekerjaan. Akan tetapi proyek menghafal al-Qur'an tidak akan pernah mengenal yang namanya pemikiran tersebut. Ketika seorang pemuda memulai pekerjaan menghafal al-Qur'an ini, kemudian berhenti dan melemah tekadnya sebelumnya selesai menghafal, apakah bisa dikatakan ia telah gagal sesungguhnya, misalnya saja ia telah menghafal beberapa juz?! Tentu saja usahanya tidak sia-sia dalam sekejap. Hanya saja hafalannya itu hilang sejenak. Seluruh waktu yang pernah ia kerahkan untuk membaca dan menghafal yang membuatnya mengorbankan segala kenikmatan dunia tentu saja adalah bagian dari ketaatan kepada Allah swt. Bisa dibayangkan, berapa surat dan berapa ayat yang pernah ia ulang-ulang?! Sementara setiap huruf akan dibalas dengan sepuluh kali lipat oleh Allah swt.
8. Menghafal al-Qur'an itu mendapat garansi kemudahan untuk semua orang.
Banyak orang yang bercita-cita bisa merealisasikan impiannya dan mengukir prestasi yang memuaskan. Namun, seringkali kemampuan akalnya menjadi penghalang untuk menggapai itu semua. Tapi tidak untuk al-Qur'an. Bisa kita saksikan betapa banyak orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik dan lemah dalam hafalan, tapi mampu menghafal al-Qur'an.
Qurthubi mengatakan tentang ayat: "Sungguh telah Kami mudahkan al-Qur'an untuk diambil pelajaran."(Qs al-Qomar: 17), yakni, "Kami mudahkan al-Qur'an ini untuk dihafal, dan akan Kami bantu mereka yang mau menghafal. Lalu, adakah orang yang mau menghafal lalu mendapatkan pertolongan-Nya?"
8. Penghafal al-Qur'an adalah keluarga Allah dan orang-orang pilihan-Nya.
Di antara penyempurnaan penghormatan Allah dalam menjaga kitab suci-Nya adalah dengan menjadi dari hamba-hamba-Nya yang hafal al-Qur'an. Sungguh itu merupakan sebuah kehormatan yang tidak ada bandingannya bagi manusia di dunia ini. Di mana dengan sifat itu seorang hamba yang fakir dan lemah menjadi keluarga dan orang-orang pilihan-Nya. Keluarga dan orang-orang pilihan-Nya itu tent lebih patut memperoleh rahmat, pemaafan, cinta dan dekat dengan-Nya tabaroka wata'alaa.
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik dari Rasulullah saw ia berkata: "Sesungguhnya Allah memiliki 'keluarga' di antara manusia sekalian." Para sahabat bertanya: "Siapa mereka, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Mereka adalah ahlul qur'an dan orang-orang pilihan-Nya." (HR. Ibnu Majah)
Silahkan saja setiap manusia bangga dengan predikat yang ia miliki di dunia ini. Entah itu ia ahli harta, ahli seni ataupun ahli olahraga. Silahkan pula sebut nama-nama itu semua pada setiap kamus yang ada dengan sifat dan pujiannya. Apakah ada yang lebih baik dari pada sifat yang dimiliki oleh seseorang yang bergelar 'keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya.'?
10. Menghormati Penghafal al-Qur'an berarti mengagungkan Allah swt.
Dari Abu Musa al-Asya'ri radiyallahu anhu ia berkata: Rasululla saw bersabda: "Di antara bentuk mengagungkan Allah adalah memuliakan orang tua yang muslim, memuliakan penghafal al-Qur'an yang taat dan menghormati setiap pemimpin yang adil." (HR. Abu Daud). Inilah dalil tentang ketinggian kedudukannya dan kebesaran perannya.
11.Akan ditempatkan bersama duta-duta yang mulia lagi berbakti (para malaikat).
Dari Aisyah radiyallahu anha bahwa nabi shallahu alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan orang yang membaca al-Qur'an sementara ia hafal akan ditempatkan bersama para duta-duta Allah yang mulia lagi berbakti. Dan perumpamaan orang yang membacanya dalam keadaan berat namun ia tetap berusaha, maka baginya dua pahala."(HR. Bukhari).
Sudah tidak bisa pungkiri saat ini manusia begitu berbangga diri ketika menyandarkan diri kepada salah seorang pembesar atau seorang tokoh agama yang penuh dengan ketenaran. Bisa jadi itu pada bidang olahraga ataupun sia-sia yang penuh kebatilan. Sungguh itu merupakan kecelakaan besar karena keteledoran diri. Namun demikian indah bagi para penghafal al-Qur'an ketika mereka memilih bersama para duta-duta Allah yang suci (malaikat).
12. Akan memperoleh syafaat di hari kiamat.
13. Penghafal al-Qur'an orang yang seharusnya diirii (dalam arti yang positif)
Dalam hidup ini Allah telah melebihkan derajat satu golongan dengan golongan yang lainnya.
"ولقد فضلنا بعصهم على بعض وللآخرة أكبر درجات وأكثر تفضبلا"
Artinya: "Dan telah Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lainnya. Dan negeri akhirat lebih besar derajatnya dan lebih banyak keutamaannya."(Qs al-Isra: 21)
Dari Ibnu Umar radiyallahu anhuma Rasulullah saw bersabda: "Tidak boleh merasa hasud melainkan pada dua golongan: "Seseorang yang Allah berikan kepadanya al-Qur'an, lalu ia membacanya siang dan malam. Dan seseorang yang Allah karuniakan hartan kekayaan lalu ia menginfakkan hartanya itu siang dan malam." (HR. Bukhari dan Muslim)
14. Para penghafal al-Qur'an akan berada di surga yang paling tinggi.
Rasulullah bersabda: "Akan dihadirkan penghafal al-Qur'an pada hari kiamat, lalu dikatakan kepadanya: "Wahai Robb, berikanlah ia hiasan." Maka iapun dikalungkan mahkota kemuliaan." Lalu dikatakan lagi, "Ya Robb, tambahkanlah ia." Maka ditambahkan mahkota kemuliaan kepadanya. Kemudian dikatakan lagi kepadanya: "Ya Robb, ridhoilah ia." Akhirnya dikatakan kepadanya, "Bacalah dan naiklah. Sesungguhnya bagimu setiap ayat adalah satu kebaikan." (HR. Tirmizi, Hakim dan hadits ini dihasankan statusnya oleh syekh Albani).
15. Menghafal al-Qur'an di antara sebab-sebab terbebasnya seseorang dari siksa neraka.
Rasulullah saw bersabda: "Seandainya al-Qur'an ini diletakkan di hati seorang mukmin, kemudian dilemparkan ke dalam neraka, niscaya tidak akan terbakar hatinya."(HR. Ahmad)
16. Bank Kebaikan.
Sabda nabi Saw: "Barangsiapa yang membaca satu ayat dalam al-Qur'an maka baginya satu kebaikan. Dan setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf. Tapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf."(HR. Tirmizi, ia mengatakan hadits ini hasan shahih).
Semoga Allah memudahkan kita untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang hafal dan memahami al-Qur'an serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, Amiin Ya Robbal a'lamin.
Wallahu a'lam bish-showab. di  Lintas Sahabat Al Quran

Wednesday, 27 April 2016

TUGAS-TUGAS KULIAH DAN HUBUNGANNYA DG ADVERSITY QUOTIENT (AQ)/Kecerdasan menghadapi tantangan.



Dalam memandang tugas-tugas kuliah, mahasiswa terbagi menjadi 3 golongan.
Golongan pertama, menganggap tugas-tugas tersebut seperti hantu yang menakutkan, serem, membuat stress, sehingga mata kuliah yang disukai adalah mata kuliah yang tidak memberikan tugas apapun, dan benci dengan mata kuliah yang selalu memberikan tugas-tugas, walaupun tugas itu sebenarnya cuma sedikit, maunya kuliah itu tidak mikir, tidak susah, tidak ada tugas, nilai tinggi, langsung dapat ijazah sarjana. sehingga kalau mendapat tugas, langsung histeris, shock, stress, bahkan merasa seperti orang paling susah sedunia. Sehingga timbul sikap sinis, sirik,menyalahkan orang lain.
Golongan kedua adalah golongan santai, tidak takut dengan tugas, tapi kalau tidak ada tugas juga biasa-biasa saja. jika dapat tugas dikerjakan dengan sesuai tuntutan aturan saja, tanpa ada inovasi.
Golongan ketiga mengaggap bahwa tugas-tugas kuliah merupakan makanan pokok yang wajib ada, mereka sangat menyukai dengan tugas-tugas, bahkan kecewa apabila ada mata kuliah yang tidak memberikan tugas apa2, rasa ingin tahu yang tinggi, semangat yang tinggi, cinta terhadap tantangan, bahkan memandang tugas-tugas dan tantangan bukan sebagai hantu yang menakutkan, namun sebagai langkah dan peluang dalam mengembangkan pengetahuan dan bakat untuk meraih keberhasilan dan kesuksesan.
Dalam kaitannya dengan ADVERSITY QUOTIENT, golongan pertama disebut quitter, golongan kedua disebut camper, dan golongan ketiga disebut claimber.
APA ITU ADVERSITY QUOTIENT.
Apakah adversity quotient (AQ) itu? Menurut Stoltz, AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. “AQ merupakan faktor yang dapat menentukan bagaimana, jadi atau tidaknya, serta sejauh mana sikap, kemampuan dan kinerja Anda terwujud di dunia,” tulis Stoltz. Pendek kata, orang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya dibandingkan orang yang AQ-nya lebih rendah.
Ketika akhirnya Thomas Alva Edison (1847 - 1931) berhasil menemukan baterai yang ringan dan tahan lama, dia telah melewati 50.000 percobaan dan bekerja selama 20 tahun. Tak heran kalau ada yang bertanya, “Mr. Edison, Anda telah gagal 50.000 kali, lalu apa yang membuat Anda yakin bahwa akhirnya Anda akan berhasil?” Secara spontan Edison langsung menjawab, “Berhasil? Bukan hanya berhasil, saya telah mendapatkan banyak hasil.
Untuk memberikan gambaran, Stoltz meminjam terminologi para pendaki gunung. Dalam hal ini, Stoltz membagi para pendaki gunung menjadi tiga bagian:
1. Quitter (yang menyerah). Para quitter adalah para pekerja yang sekadar untuk bertahan hidup). Mereka ini gampang putus asa dan menyerah di tengah jalan.
Tipe quitter memiliki cirri-ciri:
Memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti
Menghentikan pendakian
Menolak kesempatan yang telah diberikan
Meninggalkan dorongan inti untuk merdeka
Murung, sinis, mudah menyalahkan orang lain, sirik
2. Camper (berkemah di tengah perjalanan) Para camper lebih baik, karena biasanya mereka berani melakukan pekerjaan yang berisiko, tetapi tetap mengambil risiko yang terukur dan aman. “Ngapain capek-capek” atau “segini juga udah cukup” adalah moto para campers. Orang-orang ini sekurang-kurangnya sudah merasakan tantangan, dan selangkah lebih maju dari para quitters. Sayangnya banyak potensi diri yang tidak teraktualisasikan, dan yang jelas pendakian itu sebenarnya belum selesai.
Tipe ini memiliki ciri-ciri:
Sudah melakukan sedikit lalu berhenti ditengah jalan
Melepaskan kesempatan untuk maju
Mudah puas dengan apa yang telah dicapai
3. climber (pendaki yang mencapai puncak). Para climber, yakni mereka, yang dengan segala keberaniannya menghadapi risiko, akan menuntaskan pekerjaannya. Mereka mampu menikmati proses menuju keberhasilan, walau mereka tahu bahwa akan banyak rintangan dan kesulitan yang menghadang. Namun, di balik kesulitan itu ia akan mendapatkan banyak kemudahan.”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. Dalam konteks ini, para climber dianggap memiliki AQ tinggi. Dengan kata lain, AQ membedakan antara para climber, camper, dan quitter. tipe orang yang memiliki ciri-ciri:
Orang yang memiliki pikiran terus tentang peluang
Tidak memikirkan suatu hal sebagai hambatan
Tidak menyesali kebelumberhasilan
Pembelajar seumur hidup
Jawaban luar biasa dari pencipta lampu pijar itu menjadi salah satu contoh ekstrem seorang climber (pendaki)–yang dianggap memiliki kecerdasan mengatasi kesulitan (adversity quotient, AQ) tinggi. Terminologi AQ memang tidak sepopuler kecerdasan emosi (emotional quotient) milik Daniel Goleman, kecerdasan finansial (financial quotient) milik Robert T. Kiyosaki, atau kecerdasan eksekusi (execution quotient) karya Stephen R. Covey. AQ ternyata bukan sekadar anugerah yang bersifat given. AQ ternyata bisa dipelajari. Dengan latihan-latihan tertentu, setiap orang bisa diberi pelatihan untuk meningkatkan level AQ-nya. Manusia sejati adalah manusia yang jika menempuh perjalanan yang sulit, mereka selalu optimis; sedangkan jika mereka melewati perjalanan yang mudah mereka malah khawatir.
Dalam kehidupan nyata, hanya para climbers-lah yang akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan sejati. Sebuah penelitian yang dilakukan Charles Handy-seorang pengamat ekonomi kenamaan asal Inggris terhadap ratusan orang sukses di Inggris memperlihatkan bahwa mereka memiliki tiga karakter yang sama. Yaitu, pertama, mereka berdedikasi tinggi terhadap apa yang tengah dijalankannya. Dedikasi itu bisa berupa komitmen, kecintaan atau ambisi untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Kedua, mereka memiliki determinasi. Kemauan untuk mencapai tujuan, bekerja keras, berkeyakinan, pantang menyerah dan kemauan untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Dan ketiga, selalu berbeda dengan orang lain. Orang sukses memakai jalan, cara atau sistem bekerja yang berbeda dengan orang lain pada umumnya. Dua dari tiga karakter orang sukses yang diungkapkan Handy dalam The New Alchemist tersebut erat kaitannya dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi tantangan
AQ mempunyai tiga bentuk (Stoltz, 2000:9) yaitu (1) AQ sebagai suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami dan meningkatkan semua jenis kesuksesan, (2) merupakan suatu ukuran untuk mengetahui respon terhadap kesulitan, dan (3) merupakan serangkaian peralatan dasar yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon terhadap kesulitan.
Lihat Versi PDF untuk mengutip di sini