Meskipun setiap makhluk ciptaan Tuhan sama-sama memiliki bahasa yang berfungsi sebagai media komunikasi, namun kenyataannya antara makhluk satu dengan lainnya tak selalu memiliki kesamaan. Sebagai contoh adalah bahasa manusia dengan bahasa binatang, keduanya tentu akan berbeda. Perbedaan itu bahkan juga bisa ditemukan masih dalam wujud makhluk yang serupa, misalnya pada manusia, manusia suatu daerah tentu akan ada perbedaan dengan manusia daerah lain.
Dari perbedaan yang ada, kita bisa menemukan keuntungan secara langsung yaitu bisa menandai asal-usul mereka. Selain itu, dari perbedaan pula kita akan bisa menemukan keragaman dan peradaban yang ada pada satu daerah.
Terlepas dari perbedaan yang mampu menjadi keragaman, pada satu daerah ada pula bahasa yang sejatinya memiliki arti serupa namun akan dikategorikan berbeda berdasarkan tingkat penggunaannya. Sebagai contoh adalah ungkapan kata “makan” dalam bahasa Jawa akan menemukan beragam istilah.
Istilah Makan dalam Bahasa Jawa
Madhang
Beberapa orang mendeskripsikan madhang berasal dari kata dasar (ater-ater) berbunyi “padhang,” bahasa Jawa yang terjemahannya adalah terang. Madhang digunakan sebagai istilah karena setelah makan akan memperoleh pengelihatan mata yang terang alias padhang. Istilah madhang ini dipakai sebagai bahasa pergaulan orang Jawa dalam kesehariannya.
Mangan
Berasal dari kata ‘mengo,‘ huruf E dibaca seperti saat melafalkan kata “semoga,” dan O dilafalkan sebagaimana pada kata Purwokerto, memiliki definisi ‘terbuka’. Dari kata ini, mangan diidentikkan dengan gerakan membuka mulut untuk dimasuki makanan. Serupa dengan kata madhang, penerapan kata mangan juga acap digunakan sebagai bahasa keseharian juga.
Dalad
Sejatinya dalad memiliki arti sama dengan “mangan,” karena bahasa ini merupakan bahasa prokemnya orang-orang Jogjakarta, yang dikenal dengan bahasa bagongan –dagadu.
Dahar
Kata dahar diikonotasikan dengan ritual sembahyang bagi umat muslim pada pagi hari demi kelancaran rezeki, yaitu sholat Dhuha. Dari situ dapat ditarik kesimpulan bahwa dahar diasumsikan berasal dari kata duha sebagai ungkapan dalam menikmati rejeki, oleh karenanya kata dahar diterapkan sebagai bahasa “halus” kepada orang yang kita hormati.
Nedho
Nedha (nedho) ditengarai sebagai singkatan dari kata “nentremke dhadha.” Memiliki makna bahwa makan mampu membuat tentram bagi hari kita yang terdapat dalam dada.
Nguntal
Biasa digunakan untuk mengistilahkan memakan obat dengan bantuan air minum sehingga nggak perlu dikunyah, artinya obat itu ditelen bulat-bulat dan diguyur air guna mendorongnya masuk ke dalam perut.
Ngganyang
Ngganyang merupakan istilah yang digunakan untuk mengungkapkan makan sesuatu dengan tidak dimasak dahulu, misalnya ikan mentah , atau bisa juga buah mentah.
Nggabru & Nyiak
Istilah nggabru dan nyiak merupakan dua istilah yang serupa, yaitu mengonsumsi sebuah makanan hasil dari mencuri. Kata “nyiak” memang berupa pencurian makanan lalu dinikmati, sedangkan kata “nggabru lebih pada makan di warung namun gak bayar.
Mbadhog & Nggaglak & Nyekek
Mbadhog & Nggaglak & Nyekek, adalah tiga kata yang dikategorikan sebagai bahasa kasar bahkan sangat kasar dan biasanya hanya digunakan untuk mengungkapkan perilaku makan pada sebuah binatang.
Maem
maem, biasanya sih di pakai kalo lawan bicara kita anak kecil atau pembicaraan antar anak kecil
contoh: “Aku maem lawuh iwak ” (saya makan dengan lauk ikan)
Istilah lain yang berhubungan
Dari berbagai istilah yang memiliki definisi hampir serupa di atas, di Jawa akan dikenal pula istilah lain yang masih berhubungan dengannya;
- Tanduk
Merupakan istilah berasal dari kata “tando” yang memiliki arti timbunan, sehingga tandukbisa didefinisikan sebagai kata “menimbun” atau “menambah.” Jadi tanduk memiliki arti menambah lagi dalam piring yang sama. - Mindho
Asal kata “pindho,” merupakan kata yang memiliki arti “kedua,” setelah kata “pisan” yang berarti pertama. Dalam bahasa Inggris, kata pindho ini senada dnegan kata ‘second.’ Mindho adalah aktivitas makan yang kedua kalinya, sehingga mindho juga bisa saja didefisikan sebagai makan siang (lunch) karena merupakan aktivitas makan yang keduakalinya dalam hari yang sama. - Rolasan
“Rolas” merupakan kata berbahasa Jawa yang memiliki arti “duabelas,” acap digunakan sebagai istilah makan pada sekitar pukul 12.00 siang. Sama artinya dengan lunch. - Wolon
Memiliki asal kata “wolu,” memiliki arti delapan. Yaitu makan pada pukul 8.00 pagi, biasanya berupa aktivitas menikmati hidangan ringan sambil ngeteh ataupun ngopi pada sekitar pukul 8:00 pagi - Ingon
Merupakan istilah yang digunakan sebagai ungkapan makan bareng-bareng dan rame-rame, biasanya ditempat orang punya gawe ataupun hajatan. [uth]
banyak sekali ya kamus kamus jawa itu,,saya pengen mempelajari nya tapi sulitsekali..
ReplyDeletesangat banyak,,,,kalau ada kamusnya bisa tebal
ReplyDeletesangat banyak,,,,kalau ada kamusnya bisa tebal
ReplyDeleteNguntal wkwk... Kasar bet y
ReplyDelete