Sunday, 22 February 2015

Bait 12 Mbah Yai Nur Kemuning


NILAI-NILAI KEIMANAN DALAM WACANA SYIIRAN BAIT 12
Istilah syiir bagi sebuah jenis sastra tidak asing bagi kita, terutama dalam sastra Arab, karena ia adalah puisi dalam terminologi sastra Indonesia dan sastra Barat. Namun dalam sastra Melayu dan sastra Indonesia istilah itu tidak dikenal karena yang dikenal adalah istilah syair yang disamakan pengertiannya dengan puisi. Padahal dalam bahasa Arab syair adalah penulis puisi yang dalam sastra Indonesia adalah penyair yang dalam sastra Inggris disebut poet. Di kalangan kaum santri Jawa di pedesaan, kata syiir itu diucapkan singir, dan kegiatan membaca naskah syiir disebut singiran. (Ahmadi, 2009).
Syiiran bait 12 merupakan syiiran berbahasa Jawa-Arab-Indonesia. Syiiran ini  merupakan ilmu ilham Syekh H. Mohammad Noer atau yang biasa di panggil Mbah Yai Nur. Beliau adalah seorang wali yang berasal dari desa Kemuningsari Lor, kecamatan Panti, Kabupaten Jember yang lahir pada awal abad 20. Bait 12 ini bukanlah hasil karangan pribadi Mbah Yai Nur. Namun beliau mendapatkan ilham (karomah) dari Allah setelah melakukan suluk mujahadah selama 9 tahun.  Syiiran Bait 12 ini sama sekali tidak bertentangan dengan hokum Islam yang dibawa oleh Rasulullah karena memang sama-sama berasal dari Allah. Syiiran Bait 12 ini biasa dituturkan oleh para santri pondok pesantren Nahdatul Arifin Panti Jember setiap selesai sholat lima waktu dan juga oleh masyarakat umum di setiap peringatan Nemlikuran (26 Rabiul Awal) atau yang biasa disebut dengan haul karomah.

Syiiran bait 12 ini pada dasarnya terdiri atas 3 bagian yaitu ma’rifah ula, ma’rifah sani, dan ilmu mukasyafah. Dalam kitab bait 12 sendiri, ketiga bagian tersebut didahului oleh bait 7, tembang-tembang mutiara wali, enam qoidah bait 12 dan nadzoman. Pada tulisan ini, peneliti hanya mengambil bagian ilmu mukasyafah yang berjumlah 12 bait. Pada bagian tersebut peneliti menemukan banyak nilai-nilai keimanan Islam. Dalam menafsirkan isi syiiran, penulis dibantu oleh orang-orang yang lebih dulu memahami makna syiiran bait 12 ini.
Mukasyafah artinya terbukanya ilmu ghoib yang datang dari Allah swt. Dalam syiiran ini, terdapat angka-angka yang menjadi penanda di setiap bab. Angka-angka tersebutlah yang didapat Mbah Yai Nur ketika mujahadah. Terdapat beberapa materi yang telah ada pada nomor-nomor sebelumnya, tetapi diulangi lagi pada nomor-nomor yang lain.
Wa mukasyafatu wa hiya ghoyatul ulum
Wa hiya ibarotu an nurin yatharu fil qolbi
Inda tadohurihi sifatihil madmumah
Dan mukasyafah adalah puncaknya ilmu-ilmu
Ibarat cahaya yang bersinar dalam hati
Ketika dia (hati) dibersihkan dari sifat jeleknya
Ilmu Mukasyafah Bait 12
(1) Nomor satu tiga
Al awalu satu watsani pitu watsalitsu ampat. Satu awal Gusti Allah. pitu sipate qodrat irodat ilmu hayat sama’ basar kalam. Papat piili jisim jirim jauhar.
Terjemahan:
Nomor satu yang terdiri atas tiga bab. Pertama satu. Kedua tujuh. Ketiga empat. Satu awal Gusti Allah. Tujuh sifatnya qodrat irodat ilmu hayat sama’ basar kalam. Empat macam ciptaanNya  jisim jirim jauhar
Penjelasan:
Nomor satu terdiri atas tiga bab. Awal ada satu Gusti Allah. Maksudnya Allah itu Maha Esa dan tidak ada sekutu bagiNya.
Kedua ada tujuh. Bahwa Allah yang Maha Esa mempunyai tujuh sifat wajib yaitu, qodrat artinya berkuasa; irodat artinya berkehendak; ilmu artinya mengetahui; hayat artinya hidup; sama’ artinya mendengar; basar artinya melihat; kalam artinya berbicara.
Ketiga ada empat. Bahwa ciptaan Allah dibagi menjadi empat hal, yaitu: Jisim (roh ciptaan); Jirim (bentuk ciptaan); Jauhar (rusaknya bentuk ciptaan); arodl (bergerak atau diamnya ciptaan)
(2) Nomor dua-empat
Al awalu satu wa tsani lima belas watsalitsu pitu wa robiu empat. Satu awal zatul insan lima belas endas moto irung cangkem kuping endas gulu awak pukang sikil kulit daging getih belung nyowo. Pitu tsalits isini awak moto irung cangkem kuping tangan parji sikil. Ampat robi’ batini awak zat wajibul wujud nuroniyah roqiqoh latifah.
Terjemahan:
Pertama ada satu, kedua lima belas, ketiga tujuh, keempat empat. Satu awal zatnya manusia ada lima belas, yaitu kepala: mata, hidung, mulut, telinga; kepala: leher, badan, paha, kaki; kulit, daging, darah, tulang, dan nyawa. Ketiga ada tujuh isinya badan, mata, hidung, mulut, telinga, tangan, farji, dan kaki. Keempat ada empat batinnya badan, zat yang wajib ada, ciptaan yang bersifat cahaya, ciptaan yang bersifat merusak, ciptaan yang sifatnya lembut
Penjelasan:
Satu awal zatnya manusia maksudnya badan manusia itu satu dan sempurna.
Kedua ada lima belas maksudnya bentuk sempurna tubuh manusia disusun dalam lima belas bagian. 1) kepala manusia disusun atas lima bagian: kepala, mata, hidung, mulut, telinga ; 2) badan manusia disusun atas lima susunan: kepala: leher, badan, paha, kaki; 3) hidupnya manusia disusun atas lima susunan:  kulit, daging, darah, tulang, dan nyawa.
Ketiga ada tujuh maksudnya ketujuh anggota badan utama manusia mempunyai rahasia atau manfaat tertentu. Mata rahasianya untuk melihat; hidung rahasianya untuk mencium bau; mult rahasianya untuk makan dan berbicara; telinga rahasianya untuk mendengar; tangan rahasianya untuk memegang; farji atau lubang kemaluan dan anus rahasianya untuk membuang kotoran; kaki rahasianya untuk berjalan.
Keempat ada empat maksudnya pertama, Allah adalah zat yang wajib ada, Nuroniyah adalah ciptan Allah yang berasal dari cahaya, yaitu malaikat. Roqiqoh adalah ciptaan Allah yang bersifat merusak yaitu setan. Latifah adalah ciptaan Allah yang berhati lembut yaitu manusia yang dibagi ke dalam empat golongan (para nabi dan rasul, para wali, para ulama, para awam atau manusia kebanyakan).
(3) Nomor tiga-tiga
Nomer tiga-tiga al awalu telu wa sani telu, wasalitsu pitu. Telu awal weruh zati Allah weruh sifati Allah weruh fiili Allah. Telu sani weruh hukum adat weruh hukum akal weruh hukum sarak. Pitu salis weruh gusti Allah weruh malaikat weruh setan ambiya aulia ulama awam.
Terjemahan:
Nomer tiga ada tiga. Pertama ada tiga. Kedua ada tiga. Ketiga ada tujuh. Tiga yang pertama mengetahui dzatnya Allah, mengetahui sifatnya Allah, mengetahui ciptaan Allah. Ketiga yang kedua  mengetahui hukum adat, mengetahui hukum akal dan mengetahui hukum syara’. Ketiga ada tujuh. Mengetahui Allah, mengetahui malaikat, mengetahui setan, mengetahui para nabi, para wali, ulama’ dan orang awam
Penjelasan:
Pertama orang yang mukalaf wajib percaya bahwa Allah adalah dzat yang wajib ada, mempunyai sifat-sifat, dan mempunyai ciptaan. Kedua, orang mukalaf harus mengetahui penjelasan hukum adat yang ada empat belas macam, hukum akal yang tiga macam, dan mengetahui tujuh hukum syara’. Ketiga, orang mukalaf wajib mengetahui adanya Allah melalui fakta ciptaan dan dalil, wajib mengetahui adanya setan,para nabi, para wali, para ulama, dan dirinya serta manusia secara umum.
(4) Nomor ampat-tiga
Nomer ampat tiga al awalu limo, wa sani telu, wa salisu limo. Limo awal weruh gusti Allah, weruh nabi Muhammad, weruh malaikat jibril,Quran, saking Allah weruh zati Allah, weruh sifati Allah, weruh fiili Allah. Weruh nabi Adam ibu Hawa setan sahwat wohi huldi
Terjemahan:
Nomor empat ada tiga bab. Pertama ada lima. Kedua ada tiga, ketiga ada lima. Lima pertama mengetahui Allah, mengetahui nabi Muhammad, mengetahui malaikat Jibril, mengetahui Alquran, mengetahui dari Allah, mengetahui dzat Allah, mengetahui sifatnya Allah, mengetahui ciptaan Allah, mengetahui nabi Adam dan Hawa, setan, syahwat, buah kuldi.
Penjelasan:
Lima yang pertama, manusia harus mengetahui bahwa Allah adalah dzat yang menciptakan makhluk; mengetahui bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah kepada seluruh manusia; mengetahui bahwa malaikat Jibril adalah utusan Allah untuk menyampaikan wahyu kepada nabi Muhammad; mengetahui bahwa Alquran adalah petunjuk untuk manusia; mengetahui keempat hal sebelumnya termasuk dirinya sendiri adalah berasal atau diciptakan oleh Allah.
Kedua ada tiga hal, yaitu manusia harus percaya dan mengetahui bahwa Allah adalah dzat yang wajib ada, mempunyai sifat-sifat, dan mempunyai ciptaan.
Ketiga ada lima hal, yaitu mengetahui bahwa Allah telah menciptakan Nabi Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan dari tanah, dikembalikan ke dalam tanah, dan dibangkitkan lagi dari dalam tanah ketika hari akhir; mengetahui bahwa Allah menciptakan Hawa sebagai wanita pertama yang berasal dari tulang rusuk kiri Nabi Adam; mengetahui bahwa Allah menciptakan setan pertama yang bernama Azaziil. Setan ini pada awalnya adalah malaikat yang sombong karena menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam. Akhirnya Allah mengubahnya menjadi iblis yang dilaknat hingga hari kiamat; mengetahui bahwa Allah menciptakan satu syahwat untuk laki-laki dan sembilan syahwat untuk perempuan; mengetahui bahwa Allah menciptakan buah kuldi. Buah ini bijinya sebesar kepala unta, rasanya lebih manis dari madu, dan warnanya lebih putih dari susu.
(5) Nomer limo-tiga belas
Nomer lima tiga belas. Al awalu telu wa sani telu wa salisu telu wa robiu telu wal homisu satu. Telu awal nyambut gawe tani, nyambut gawe dagang, nyambut gawe buruh. Telu sani perintahi negoro, jegahi negoro, pawetoni negoro. Telu salis perintahi Gusti Allah, jegahi Gusti Allah, pawetoni Gusti Allah. Telu robi’ ngaji Quran, itba’ Rosulullah, mufakat poro sahabat. Satu homis njaluk cukup sandang pangan.
Terjemahan:
Nomer lima ada tiga belas hal. Pertama ada tiga. Kedua ada tiga. Ketiga ada tiga. Keempat ada tiga. Kelima ada satu. Tiga pertama bekerja sebagai petani bekerja sebagai pedagang bekerja sebagai buruh. Tiga yang kedua taat pada perintah Negara dan menjauhi larangan negara. Tiga yang ketiga taat pada perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Tiga yang keempat mengaji Alquran, mengikuti Rosulullah, mufakat para sahabat. Kelima ada satu. Meminta kecukupan sandang pangan.
Penjelasan:
Alquran adalah pedoman utama kehidupan orang Islam. Usahakanlah membaca Alquran dengan maknanya. Dalam mencari nafkah sebagai petani, pedagang dan buruh harus sesuai dengan perintah Allah dan Negara serta mengikuti cara-cara Rosulullah. Jika terdapat perselisihan terkait sunnah Rasulullah, maka boleh mengambil mufakat para sahabat Rasulullah. Terakhir, kita harus ikhtiar dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan tanpa lupa berdoa kepada Allah.
(6) Nomor anem-limo
Nomer anem limo ini juga terdiri atas 12 bagian. Namun penulis tidak menyertakannya pada tulisan ini karena membutuhkan penjelasan tersendiri yang lebih mendalam. Sekalipun di dalamnya juga terdapat beberapa materi baru ataupun yang merupakan pengulangan atau penegasan dari nomer-nomer sebelumnya.
(7) Nomor tuju-ampat
Nomer tuju ampat. Al awalu satu wa sani sebelas wa salisu songo wa robiu limo. Satu awal kun hi kullu syaiin illa wajhah. Sebelas sani kun hidayah sewelas alastu birobbikum qolu bala. Songo salis kun wilayah songo kholaqo papat, arasy, kursi, langit pitu, bumi pitu, kum siro kabeh, jin, setan, menungso, malaikat, gusti Allah ingkang gawe. Lima robi’ kun fayakun limo jisim, jirim,jauhar, arodl, gusti Allah ingkang gawe.
Terjemahan:
Nomer tujuh ada empat hal. Pertama ada satu. Kedua ada sebelas. Ketiga ada Sembilan. Keempat ada lima. Satu yang pertama sungguh nyata segala sesuatu akan rusak kecuali Allah. Sebelas yang kedua jadilah ruh yang mendapat hidayah. Apakah  Sembilan yang ketiga semua itu (telah menciptakan yang empat, arasy, kursi, langit tujuh, bumi tujuh, semua hal, jin, setan, manusia, malaikat) wilayah pengetahuan Allah. Lima yang keempat jika Allah mengatakan jadi, jadilah yang lima jisim, jirim,jauhar, arodl.
Penjelasan:
Pertama, sesungguhnya semua yang diciptakan Allah akan rusak kecuali Allah. Allah juga yang berkuasa atas kerajaanNya di hari kiamat. Kedua manusia adalah ruh yang pasti telah diberi hidayah oleh Allah. Ini adalah perjanjian antara Allah dengan hambaNya (para ruh) sejak belum terlahir ke dunia. Allah bertanya pada para ruh: Apakah Aku ini bukan tuhanmu? Ada ruh yang menjawab: Ya, Engkau adalah tuhan kami. Ada ruh yang tidak menjawab. Ada juga yang bersorak-sorai. Ternyata ketika terlahir ke dunia bermacam-macamlah pandangan hidup dan agamanya.
Syekh Mbah Kyai Noer melihat semua penjelasan telah ada di lauh mahfud dengan dua huruf hijaiyah yaitu ha (Ø­) dan jim (ج).  ‘Ha’ adalah angka delapan, yaitu: qodrat irodat ilmu hayat sama’ basar kalam, dan Dzat yang Esa. Sedangkan ‘jim’ adalah angka tiga, yaitu: tiga macam ruh (nuroniyah, roqiqoh, dan lathifah). Kesebelas hal itu termasuk juga bagian wilayah sembilan dan kehendak yang lima, telah dijelaskan pada nomor-nomor sebelumnya.
(8) Nomor delapan-ampat belas
Nomer delapan empat belas. Al awalu limo wa sani limo wa salisu empat. Hokum adat limo awal al awalu berasun wa sani bakoun wa salisu kopiun wa robiu guloun wal homisu ettehun. Limo sani al awalu ngeliwetun wa sani nyambelun wa salisu manganun wa robiu turuwun wal khomisu megaweun. Ampat salis al awalu minyaun wa sani uyahun wa salisu lanangun wa robiu wadonun.
Terjemahan:
Nomer delapan ada empat belas bagian. Pertama ada lima kedua ada lima ketiga ada empat. Hukum adat lima pertama yaitu, beras, tembakau, kopi, gula, dan teh. Lima kedua pertama yaitu, menanak nasi, membuat sambal, makan, tidur dan bekerja. Empat yang ketiga yaitu, pertama minyak, kedua garam, ketiga laki-laki, keempat perempuan.
Penjelasan:
Hukum adat pada nomor ini adalah ketetapan Allah yang pasti dialami hambaNya. Tidak peduli laki-laki atau perempuan, semua berusaha memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papannya siang atau malam.
(9) Nomor Sembilan-tiga
Nomer Sembilan tiga. Al awalu wolu wa sani ampat wa salisu satu. Wolu awal robbahu qodrat irodat ilmu hayat sama’ basar kalam zati satu. Ampat sani piili jisim jirim jauhar arodl satu salis
Terjemahan:
Nomor Sembilan ada tiga bagian. Pertama delapan kedua empat ketiga satu. Delapan pertama mengetahui Tuhannya adalah Dzat yang Satu bersifat qodrat irodat ilmu hayat sama’ basar kalam. Empat kedua mengetahui bahwa ciptaan Allah ada empat macam jisim jirim jauhar arodl. Satu yang ketiga, mustahil Allah.
Penjelasan:
Pertama maksudnya adalah sifat wajib Allah yaitu, qodrat irodat ilmu hayat sama’ basar kalam, berada di Dzat Allah yang satu. Empat yang kedua, terkait dengan jenis-jenis ciptaan Allah ada di penjelasan sebelumnya. Sedangkan ketiga apabila Allah mempunyai sifat wajib, maka Allah juga mempunyai sifat mustahil sebagai kebalikan dari sifat wajib.
(10) Nomor sepuluh-tuju
Nomer sepuluh tuju. Al awalu satu wa sani satu wa salisu satu wa robiu satu wa homisu satu wa sadisu satu wa sabiu satu. Wajib sunah wenang haram makruh soheh batal.
Terjemahan:
Nomor sepuluh ada tujuh. Pertama satu kedua satu ketiga satu keempat satu kelima satu keenam satu ketujuh satu.  Wajib sunah wenang haram makruh soheh batal.
Penjelasan:
Pada nomer ini menjelaskan jumlah hukum setiap perbuatan atau hukum syara’ jumlahnya ada tujuh, yaitu wajib (perintah Allah terkait dengan ketetapan atau keharusan untuk berbuat) , sunnah (terkait dengan perintah Allah tanpa ketetapan untuk berbuat, hanya anjuran), mubah (pilihan perbuatan untuk dilakukan atau ditinggalkan), haram (perintah Allah terkait dengan ketetapan atau keharusan untuk meninggalkan), makruh (terkait dengan perintah Allah tanpa ketetapan untuk meninggalkan), sahih (perbuatan yang berjalan sesuai syarat dan rukunnya), dan batal (perbuatan yang tidak berjalan sesuai syarat dan rukunnya).
(11) Nomor sebelas-anem
Nomer sebelas anem. Al awalu lima puluh wa sani tiga puluh wa salisu tiga wa robiu ampat wal khomisu delapan was a sadisu ampat.
Terjemahan:
Nomer sebelas ada enam bagian. Pertama lima puluh, kedua tiga puluh, ketiga ada tiga, keempat ada empat, ke lima ada delapan ke enam ada delapan.
Lima puluh awal sifat wajib rongpuluh sifat muhal rong puluh sifat jaiz suwiji keduwe Allah patang puluh siji sifat wajib papat sifat muhal papat sifat jaiz siji keduwe wong agung poro rosul songo patang puluh siji karo songo jumlah seket.
Terjemahan:
Lima puluh awal sifat wajib dua puluh sifat mustahil dua puluh sifat jaiz satu hanya milik Allah keempat puluh itu; sifat wajib empat sifat mustahil empat sifat jaiz empat milik orang-orang mulia seperti para rasul semua ada Sembilan; empat puluh satu ditambah Sembilan sama dengan lima puluh.
Penjelasan:
Sifat wajib Allah yang wajib diketahui dan diimani orang Islam ada dua puluh, yaitu: wujud (ada); qidam (dahulu); baqo’ (kekal); mukholafatu lilhawadis (tidak serupa dengan ciptaanNya); qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri); wahdaniyah (esa); qudrat (berkuasa); irodat (berkehendak); ilmu (mengetahui); hayat (hidup); sama’ (mendengar); basar (melihat); kalam (berbicara); qadiron (maha kuasa); muridan (maha berkehendak); aliman (maha mengetahu); hayyan (maha hidup); samian (maha mendengar); basiron (maha melihat); mutakaliman (maha berfirman).
Kemudian sifat mustahil Allah ada dua puluh, yaitu: adam (tidak ada); hudus (baru);  fana (rusak); mumasalatu lil hawadis (sama dengan mahluk); ihtiyaju li ghori (bergantung pada mahluk); adadun (banyak); ajzun (celaka); karohun (dipaksa); jahlun (bodoh); mautun (mati); shomamun (tuli); umyun (buta); bukmun (bisu); ajizun (maha celaka); karihun (maha terpaksa); jahilun (maha bodoh); mayyitun (maha mati); ashomun (maha tuli); a’maa (maha buta); abkam (maha bisu). Sedangkan sifat jaiz Allah adalah satu yaitu Allah boleh melakukan sesuatu atau tidak.
Sifat wajib para rosul ada empat, yaitu: sidiq (benar); tabligh (menyampaikan); amanah (dapat dipercaya); fatonah (cerdas). Sifat mustahil para rosul ada empat, yaitu: kidzib (dusta); kitman (menyimpan); khianat (berhianat); baladah (bodoh). Sifat jaiz rasul ada satu yaitu rasul boleh berbuat seperti manusia biasa atau tidak berbuat. Seperti makan, minum, tidur, dsb.
Telung puluh sani al awalu limo wasani limo wa salisu sebelas wa robiu songo. Limo awal alam kubur nikmat kubur siksa kubur malaikat mungkar wanakir. Limo sani oro-oro mahsyar wot sirotol mustaqim gunung a’rop suargo neroko.
Terjemahan:
Kedua ada tiga puluh. Pertama lima. Kedua lima. Ketiga sebelas. Keempat sembilan. Lima awal alam kubur nikmat kubur siksa kubur malaikat Mungkar dan Nakir. Lima kedua padang mahsyar jembatan sirotol mustaqim gunung a’rof, surga, neraka.
Penjelasan:
Lima pertama adanya alam kubur sebagai tempat ditidurkan manusia setelah hidup di dunia; nikmat kubur adalah nikmat yang diberikan Allah kepada manusia di alam kubur yang selama hidupnya taat pada Allah; siksa kubur adalah siksa yang diberikan Allah kepada manusia di alam kubur yang selama hidupnya bermaksiat kepada Allah. Malaikat munkar dan nakir adalah malaikat yang bertugas menanyai manusia di alam kubur.
Lima kedua adalah tempat manusia di akhirat. Dimulai dari padang mahsyar yaitu tempat berkumpulnya semua manusia dari nabi Adam hingga manusia terakhir untuk ditimbang amal perbuatannya. Sirithol mustaim adalah jembatan yang diletakkan Allah di atas neraka jahannam. Orang yang banyak amal baiknya, tidak akan tergelincir masuk ke dalam neraka. Gunung a’raf adalah sebuah tempat untuk manusia yang saat di dunia beramal baik dan buruk dengan jumlah yang sama. Surga adalah tempat yang disediakan untuk hamba Allah yang bertaqwa sebagai balasan amal baiknya di dunia. Neraka adalah tempat yang disediakan untuk hamba Allah yang selalu bermaksiat selama di dunia.
Sebelas salis sifat istighna’. Al awalu satu wa sani ampat wa salisu telu wa robiu telu. Satu awal sifat nafsiyah suwiji rupane wujud. Ampat sani sifat salbiyah qidam baqo’ mukholafatu lil hawadis qiyamuhu binafsihi, telu salis sifat ma’ani sama’ basor kalam, telu robe’ sifat ma’nawiyah. Samian basiron mutakaliman. Songo robe’ sifat iftiqor al awalu ampat. Wa sani ampat wa salisu satu.ampat awal sifat ma’ani qudrat irodat ilmu hayat ampat sani ma’nawiyah qodiron muridan aliman hayyan satu salis sifat salbiyah sawiji wahdaniyah.
Terjemahan:
Ketiga ada sebelas. Pertama satu. Kedua empat ketiga empat keempat tiga. Pertama sifat nafsiyah hanya satu yaitu wujud. Empat kedua sifat salbiyah yaitu qidam, baqo’, mukholafatu lil hawadis, qiyamuhu binafsihi. Tiga yang ketiga sifat ma’ani yaitu sama’ basor kalam. Tiga yang keempat yaitu sifat ma’nawiyah. Samian basiron mutakaliman. Sembilan yang ke empat sifat istiqor yaitu pertama empat kedua empat ketiga satu. Empat awal sifat ma’ani qudrat irodat ilmu hayat. Empat kedua sifat ma’nawiyah qodiron muridan aliman hayyan. Satu terakhir sifat salbiyah ada satu yaitu wahdaniyah.
Tiga salis al awalu satu wa sani limo wa salisu pitu. Satu awal sifat nafsiyah suwiji rupane wujud. Limo sani sifat salbiyah qidam, baqo’, mukholafatu lil hawadis, qiyamuhu binafsihi wahdaniyah pitu salis sifat ma’ani qodrat irodat ilmu hayat sama’ basor kalam
Terjemahan:
Ketiga ada tiga. Pertama satu kedua lima ketiga tujuh. Satu pertama sifat nafsiyah satu yaitu wujud. Lima kedua sifat salbiyah qidam, baqo’, mukholafatu lil hawadis, qiyamuhu binafsihi wahdaniyah. Tujuh ketiga sifat ma’ani qodrat irodat ilmu hayat sama’ basor kalam.
Delapan khomis al awalu satu wa sani pitu. Satu awal sifat nafsiyah suwiji rupani wujud. Pitu sani sifat ma’ani qodrat irodat ilmu hayat sama’ basor kalam.
Terjemahan:
Delapan kelima. Pertama satu kedua tujuh. Satu pertama sifat nafsiyah satu yaitu wujud. Tujuh kedua sifat ma’ani qodrat irodat ilmu hayat sama’ basor kalam.
Ampat sadis al awalu satu wa sani satu wa salisu satu wa robiu satu
Terjemahan:
Empat ketujuh. Pertama satu kedua satu ketiga satu keempat satu
Penjelasan:
Bagian ini adalah penegasan dari nomer-nomer sebelumnya. Sedangkan bagian ketujuh menjelaskan bahwa Allah mempunyai sifat jalal, jamal, kamal, dan qohar.
(12) Nomor dua belas-lima belas
Nomer dua belas lima belas al awalu enam wa sani enam wa salisu tiga. Anem awal slamet ing dunyo: nyambut gawe tani, nyambut gawe dagang, nyambut gawe buruh, perintahi negoro, jegahi negoro, pawetoni negoro. Anem sani perintahi Gusti Allah, jegahi Gusti Allah, pawetoni Gusti Allah, kulo nyuwun mati Islam, serto tetep iman, lan sepuro duso. Tiga salis nganggo hokum adat, hokum akal, hokum syara’
Terjemahan:
Nomer dua belas ada lima belas. Pertama enam, kedua enam, ketiga tiga. Enam pertama selamat di dunia yaitu dengan bekerja sebagai petani bekerja sebagai pedagang bekerja sebagai buruh taat pada perintah Negara dan menjauhi larangan negara. Enam kedua taat pada perintah Allah, menjauhi larangan Allah minta mati Islam, tetap iman dan dimaafkan dosa-dosa. Tiga yang ketiga menggunakan hukum adat, menggunakan hukum akal, menggunakan hukum syara’.
Penjelasan:
Enam pertama dan enam kedua telah ada pada penjelasan nomer lima. Hukum adat dibagi tiga yaitu hukum sebab contohnya jika makan akan kenyang, Hukum syarat contohnya dipastikan ada anak jika ada mani, adat mani’ contohnya adanya syahwat hewani sepeti pada anjing. Lalu hokum akal dibagi tiga yaitu wajib akal (sesuatu yang tidak dapat dijangkau akal secara kasat, tetapi wajib adanya. Seperti wujudnya Allah); mustahil akal (lawan dari wajib akal, jika ada orang yang mengatakan Allah tidak ada, itu adalah mustahil); jaiz akal (sesuatu yang dapat diterima atau ditolak oleh akal seperti Allah yang memberi penyakit tetapi juga yang menyembuhkan, memberi atau menaikkan derajat, dsb). Sedangkan hukum syara’ telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

0 komentar:

Post a Comment