NILAI-NILAI KEIMANAN DALAM WACANA SYIIRAN BAIT 12
Istilah syiir bagi sebuah jenis sastra tidak asing bagi kita, terutama dalam sastra Arab, karena ia adalah puisi dalam terminologi sastra Indonesia dan sastra Barat. Namun dalam sastra Melayu dan sastra Indonesia istilah itu tidak dikenal karena yang dikenal adalah istilah syair yang disamakan pengertiannya dengan puisi. Padahal dalam bahasa Arab syair adalah penulis puisi yang dalam sastra Indonesia adalah penyair yang dalam sastra Inggris disebut poet. Di kalangan kaum santri Jawa di pedesaan, kata syiir itu diucapkan singir, dan kegiatan membaca naskah syiir disebut singiran. (Ahmadi, 2009).
Istilah syiir bagi sebuah jenis sastra tidak asing bagi kita, terutama dalam sastra Arab, karena ia adalah puisi dalam terminologi sastra Indonesia dan sastra Barat. Namun dalam sastra Melayu dan sastra Indonesia istilah itu tidak dikenal karena yang dikenal adalah istilah syair yang disamakan pengertiannya dengan puisi. Padahal dalam bahasa Arab syair adalah penulis puisi yang dalam sastra Indonesia adalah penyair yang dalam sastra Inggris disebut poet. Di kalangan kaum santri Jawa di pedesaan, kata syiir itu diucapkan singir, dan kegiatan membaca naskah syiir disebut singiran. (Ahmadi, 2009).
Syiiran bait 12 merupakan syiiran
berbahasa Jawa-Arab-Indonesia. Syiiran ini merupakan ilmu ilham Syekh
H. Mohammad Noer atau yang biasa di panggil Mbah Yai Nur. Beliau adalah
seorang wali yang berasal dari desa Kemuningsari Lor, kecamatan Panti,
Kabupaten Jember yang lahir pada awal abad 20. Bait 12 ini bukanlah
hasil karangan pribadi Mbah Yai Nur. Namun
beliau mendapatkan ilham (karomah) dari Allah setelah melakukan suluk
mujahadah selama 9 tahun. Syiiran Bait 12 ini sama sekali tidak
bertentangan dengan hokum Islam yang dibawa oleh Rasulullah karena
memang sama-sama berasal dari Allah. Syiiran Bait 12 ini biasa
dituturkan oleh para santri pondok pesantren Nahdatul Arifin Panti
Jember setiap selesai sholat lima waktu dan juga oleh masyarakat umum di
setiap peringatan Nemlikuran (26 Rabiul Awal) atau yang biasa disebut
dengan haul karomah.
Syiiran bait 12 ini pada dasarnya terdiri
atas 3 bagian yaitu ma’rifah ula, ma’rifah sani, dan ilmu mukasyafah.
Dalam kitab bait 12 sendiri, ketiga bagian tersebut didahului oleh bait
7, tembang-tembang mutiara wali, enam qoidah bait 12 dan nadzoman. Pada
tulisan ini, peneliti hanya mengambil bagian ilmu mukasyafah yang
berjumlah 12 bait. Pada bagian tersebut peneliti menemukan banyak
nilai-nilai keimanan Islam. Dalam menafsirkan isi syiiran, penulis
dibantu oleh orang-orang yang lebih dulu memahami makna syiiran bait 12
ini.
Mukasyafah artinya terbukanya ilmu ghoib
yang datang dari Allah swt. Dalam syiiran ini, terdapat angka-angka yang
menjadi penanda di setiap bab. Angka-angka tersebutlah yang didapat
Mbah Yai Nur ketika mujahadah. Terdapat beberapa materi yang telah ada
pada nomor-nomor sebelumnya, tetapi diulangi lagi pada nomor-nomor yang
lain.
Wa mukasyafatu wa hiya ghoyatul ulum
Wa hiya ibarotu an nurin yatharu fil qolbi
Inda tadohurihi sifatihil madmumah
Dan mukasyafah adalah puncaknya ilmu-ilmu
Ibarat cahaya yang bersinar dalam hati
Ketika dia (hati) dibersihkan dari sifat jeleknya
Ilmu Mukasyafah Bait 12
(1) Nomor satu tiga
Al awalu satu watsani pitu watsalitsu
ampat. Satu awal Gusti Allah. pitu sipate qodrat irodat ilmu hayat
sama’ basar kalam. Papat piili jisim jirim jauhar.
Terjemahan:
Nomor satu yang terdiri atas tiga bab.
Pertama satu. Kedua tujuh. Ketiga empat. Satu awal Gusti Allah. Tujuh
sifatnya qodrat irodat ilmu hayat sama’ basar kalam. Empat macam
ciptaanNya jisim jirim jauhar
Penjelasan:
Nomor satu terdiri atas tiga bab. Awal ada satu Gusti Allah. Maksudnya Allah itu Maha Esa dan tidak ada sekutu bagiNya.
Kedua ada tujuh. Bahwa Allah yang Maha
Esa mempunyai tujuh sifat wajib yaitu, qodrat artinya berkuasa; irodat
artinya berkehendak; ilmu artinya mengetahui; hayat artinya hidup; sama’
artinya mendengar; basar artinya melihat; kalam artinya berbicara.
Ketiga ada empat. Bahwa ciptaan Allah
dibagi menjadi empat hal, yaitu: Jisim (roh ciptaan); Jirim (bentuk
ciptaan); Jauhar (rusaknya bentuk ciptaan); arodl (bergerak atau diamnya
ciptaan)
(2) Nomor dua-empat
Al awalu satu wa tsani lima belas
watsalitsu pitu wa robiu empat. Satu awal zatul insan lima belas endas
moto irung cangkem kuping endas gulu awak pukang sikil kulit daging
getih belung nyowo. Pitu tsalits isini awak moto irung cangkem kuping
tangan parji sikil. Ampat robi’ batini awak zat wajibul wujud nuroniyah
roqiqoh latifah.
Terjemahan:
Pertama ada satu, kedua lima belas,
ketiga tujuh, keempat empat. Satu awal zatnya manusia ada lima belas,
yaitu kepala: mata, hidung, mulut, telinga; kepala: leher, badan, paha,
kaki; kulit, daging, darah, tulang, dan nyawa. Ketiga ada tujuh isinya
badan, mata, hidung, mulut, telinga, tangan, farji, dan kaki. Keempat
ada empat batinnya badan, zat yang wajib ada, ciptaan yang bersifat
cahaya, ciptaan yang bersifat merusak, ciptaan yang sifatnya lembut
Penjelasan:
Satu awal zatnya manusia maksudnya badan manusia itu satu dan sempurna.
Kedua ada lima belas maksudnya bentuk
sempurna tubuh manusia disusun dalam lima belas bagian. 1) kepala
manusia disusun atas lima bagian: kepala, mata, hidung, mulut, telinga ;
2) badan manusia disusun atas lima susunan: kepala: leher, badan, paha,
kaki; 3) hidupnya manusia disusun atas lima susunan: kulit, daging,
darah, tulang, dan nyawa.
Ketiga ada tujuh maksudnya ketujuh
anggota badan utama manusia mempunyai rahasia atau manfaat tertentu.
Mata rahasianya untuk melihat; hidung rahasianya untuk mencium bau; mult
rahasianya untuk makan dan berbicara; telinga rahasianya untuk
mendengar; tangan rahasianya untuk memegang; farji atau lubang kemaluan
dan anus rahasianya untuk membuang kotoran; kaki rahasianya untuk
berjalan.
Keempat ada empat maksudnya pertama,
Allah adalah zat yang wajib ada, Nuroniyah adalah ciptan Allah yang
berasal dari cahaya, yaitu malaikat. Roqiqoh adalah ciptaan Allah yang
bersifat merusak yaitu setan. Latifah adalah ciptaan Allah yang berhati
lembut yaitu manusia yang dibagi ke dalam empat golongan (para nabi dan
rasul, para wali, para ulama, para awam atau manusia kebanyakan).
(3) Nomor tiga-tiga
Nomer tiga-tiga al awalu telu wa sani
telu, wasalitsu pitu. Telu awal weruh zati Allah weruh sifati Allah
weruh fiili Allah. Telu sani weruh hukum adat weruh hukum akal weruh
hukum sarak. Pitu salis weruh gusti Allah weruh malaikat weruh setan
ambiya aulia ulama awam.
Terjemahan:
Nomer tiga ada tiga. Pertama ada tiga.
Kedua ada tiga. Ketiga ada tujuh. Tiga yang pertama mengetahui dzatnya
Allah, mengetahui sifatnya Allah, mengetahui ciptaan Allah. Ketiga yang
kedua mengetahui hukum adat, mengetahui hukum akal dan mengetahui hukum
syara’. Ketiga ada tujuh. Mengetahui Allah, mengetahui malaikat,
mengetahui setan, mengetahui para nabi, para wali, ulama’ dan orang awam
Penjelasan:
Pertama orang yang mukalaf wajib percaya
bahwa Allah adalah dzat yang wajib ada, mempunyai sifat-sifat, dan
mempunyai ciptaan. Kedua, orang mukalaf harus mengetahui penjelasan
hukum adat yang ada empat belas macam, hukum akal yang tiga macam, dan
mengetahui tujuh hukum syara’. Ketiga, orang mukalaf wajib mengetahui
adanya Allah melalui fakta ciptaan dan dalil, wajib mengetahui adanya
setan,para nabi, para wali, para ulama, dan dirinya serta manusia secara
umum.
(4) Nomor ampat-tiga
Nomer ampat tiga al awalu limo, wa
sani telu, wa salisu limo. Limo awal weruh gusti Allah, weruh nabi
Muhammad, weruh malaikat jibril,Quran, saking Allah weruh zati Allah,
weruh sifati Allah, weruh fiili Allah. Weruh nabi Adam ibu Hawa setan
sahwat wohi huldi
Terjemahan:
Nomor empat ada tiga bab. Pertama ada
lima. Kedua ada tiga, ketiga ada lima. Lima pertama mengetahui Allah,
mengetahui nabi Muhammad, mengetahui malaikat Jibril, mengetahui
Alquran, mengetahui dari Allah, mengetahui dzat Allah, mengetahui
sifatnya Allah, mengetahui ciptaan Allah, mengetahui nabi Adam dan Hawa,
setan, syahwat, buah kuldi.
Penjelasan:
Lima yang pertama, manusia harus
mengetahui bahwa Allah adalah dzat yang menciptakan makhluk; mengetahui
bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah kepada seluruh manusia;
mengetahui bahwa malaikat Jibril adalah utusan Allah untuk menyampaikan
wahyu kepada nabi Muhammad; mengetahui bahwa Alquran adalah petunjuk
untuk manusia; mengetahui keempat hal sebelumnya termasuk dirinya
sendiri adalah berasal atau diciptakan oleh Allah.
Kedua ada tiga hal, yaitu manusia harus
percaya dan mengetahui bahwa Allah adalah dzat yang wajib ada, mempunyai
sifat-sifat, dan mempunyai ciptaan.
Ketiga ada lima hal, yaitu mengetahui
bahwa Allah telah menciptakan Nabi Adam sebagai manusia pertama yang
diciptakan dari tanah, dikembalikan ke dalam tanah, dan dibangkitkan
lagi dari dalam tanah ketika hari akhir; mengetahui bahwa Allah
menciptakan Hawa sebagai wanita pertama yang berasal dari tulang rusuk
kiri Nabi Adam; mengetahui bahwa Allah menciptakan setan pertama yang
bernama Azaziil. Setan ini pada awalnya adalah malaikat yang sombong
karena menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam. Akhirnya
Allah mengubahnya menjadi iblis yang dilaknat hingga hari kiamat;
mengetahui bahwa Allah menciptakan satu syahwat untuk laki-laki dan
sembilan syahwat untuk perempuan; mengetahui bahwa Allah menciptakan
buah kuldi. Buah ini bijinya sebesar kepala unta, rasanya lebih manis
dari madu, dan warnanya lebih putih dari susu.
(5) Nomer limo-tiga belas
Nomer lima tiga belas. Al awalu telu
wa sani telu wa salisu telu wa robiu telu wal homisu satu. Telu awal
nyambut gawe tani, nyambut gawe dagang, nyambut gawe buruh. Telu sani
perintahi negoro, jegahi negoro, pawetoni negoro. Telu salis perintahi
Gusti Allah, jegahi Gusti Allah, pawetoni Gusti Allah. Telu robi’ ngaji
Quran, itba’ Rosulullah, mufakat poro sahabat. Satu homis njaluk cukup
sandang pangan.
Terjemahan:
Nomer lima ada tiga belas hal. Pertama
ada tiga. Kedua ada tiga. Ketiga ada tiga. Keempat ada tiga. Kelima ada
satu. Tiga pertama bekerja sebagai petani bekerja sebagai pedagang
bekerja sebagai buruh. Tiga yang kedua taat pada perintah Negara dan
menjauhi larangan negara. Tiga yang ketiga taat pada perintah Allah dan
menjauhi larangan Allah. Tiga yang keempat mengaji Alquran, mengikuti
Rosulullah, mufakat para sahabat. Kelima ada satu. Meminta kecukupan
sandang pangan.
Penjelasan:
Alquran adalah pedoman utama kehidupan
orang Islam. Usahakanlah membaca Alquran dengan maknanya. Dalam mencari
nafkah sebagai petani, pedagang dan buruh harus sesuai dengan perintah
Allah dan Negara serta mengikuti cara-cara Rosulullah. Jika terdapat
perselisihan terkait sunnah Rasulullah, maka boleh mengambil mufakat
para sahabat Rasulullah. Terakhir, kita harus ikhtiar dalam mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan tanpa lupa berdoa kepada
Allah.
(6) Nomor anem-limo
Nomer anem limo ini juga terdiri atas 12
bagian. Namun penulis tidak menyertakannya pada tulisan ini karena
membutuhkan penjelasan tersendiri yang lebih mendalam. Sekalipun di
dalamnya juga terdapat beberapa materi baru ataupun yang merupakan
pengulangan atau penegasan dari nomer-nomer sebelumnya.
(7) Nomor tuju-ampat
Nomer tuju ampat. Al awalu satu wa
sani sebelas wa salisu songo wa robiu limo. Satu awal kun hi kullu
syaiin illa wajhah. Sebelas sani kun hidayah sewelas alastu birobbikum
qolu bala. Songo salis kun wilayah songo kholaqo papat, arasy, kursi,
langit pitu, bumi pitu, kum siro kabeh, jin, setan, menungso, malaikat,
gusti Allah ingkang gawe. Lima robi’ kun fayakun limo jisim,
jirim,jauhar, arodl, gusti Allah ingkang gawe.
Terjemahan:
Nomer tujuh ada empat hal. Pertama ada
satu. Kedua ada sebelas. Ketiga ada Sembilan. Keempat ada lima. Satu
yang pertama sungguh nyata segala sesuatu akan rusak kecuali Allah.
Sebelas yang kedua jadilah ruh yang mendapat hidayah. Apakah Sembilan
yang ketiga semua itu (telah menciptakan yang empat, arasy, kursi,
langit tujuh, bumi tujuh, semua hal, jin, setan, manusia, malaikat)
wilayah pengetahuan Allah. Lima yang keempat jika Allah mengatakan jadi,
jadilah yang lima jisim, jirim,jauhar, arodl.
Penjelasan:
Pertama, sesungguhnya semua yang
diciptakan Allah akan rusak kecuali Allah. Allah juga yang berkuasa atas
kerajaanNya di hari kiamat. Kedua manusia adalah ruh yang pasti telah
diberi hidayah oleh Allah. Ini adalah perjanjian antara Allah dengan
hambaNya (para ruh) sejak belum terlahir ke dunia. Allah bertanya pada
para ruh: Apakah Aku ini bukan tuhanmu? Ada ruh yang menjawab: Ya,
Engkau adalah tuhan kami. Ada ruh yang tidak menjawab. Ada juga yang
bersorak-sorai. Ternyata ketika terlahir ke dunia bermacam-macamlah
pandangan hidup dan agamanya.
Syekh Mbah Kyai Noer melihat semua
penjelasan telah ada di lauh mahfud dengan dua huruf hijaiyah yaitu ha
(Ø) dan jim (ج). ‘Ha’ adalah angka delapan, yaitu: qodrat irodat ilmu
hayat sama’ basar kalam, dan Dzat yang Esa. Sedangkan ‘jim’ adalah angka
tiga, yaitu: tiga macam ruh (nuroniyah, roqiqoh, dan lathifah).
Kesebelas hal itu termasuk juga bagian wilayah sembilan dan kehendak
yang lima, telah dijelaskan pada nomor-nomor sebelumnya.
(8) Nomor delapan-ampat belas
Nomer delapan empat belas. Al awalu
limo wa sani limo wa salisu empat. Hokum adat limo awal al awalu berasun
wa sani bakoun wa salisu kopiun wa robiu guloun wal homisu ettehun.
Limo sani al awalu ngeliwetun wa sani nyambelun wa salisu manganun wa
robiu turuwun wal khomisu megaweun. Ampat salis al awalu minyaun wa sani
uyahun wa salisu lanangun wa robiu wadonun.
Terjemahan:
Nomer delapan ada empat belas bagian.
Pertama ada lima kedua ada lima ketiga ada empat. Hukum adat lima
pertama yaitu, beras, tembakau, kopi, gula, dan teh. Lima kedua pertama
yaitu, menanak nasi, membuat sambal, makan, tidur dan bekerja. Empat
yang ketiga yaitu, pertama minyak, kedua garam, ketiga laki-laki,
keempat perempuan.
Penjelasan:
Hukum adat pada nomor ini adalah
ketetapan Allah yang pasti dialami hambaNya. Tidak peduli laki-laki atau
perempuan, semua berusaha memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan
papannya siang atau malam.
(9) Nomor Sembilan-tiga
Nomer Sembilan tiga. Al awalu wolu wa
sani ampat wa salisu satu. Wolu awal robbahu qodrat irodat ilmu hayat
sama’ basar kalam zati satu. Ampat sani piili jisim jirim jauhar arodl
satu salis
Terjemahan:
Nomor Sembilan ada tiga bagian. Pertama
delapan kedua empat ketiga satu. Delapan pertama mengetahui Tuhannya
adalah Dzat yang Satu bersifat qodrat irodat ilmu hayat sama’ basar
kalam. Empat kedua mengetahui bahwa ciptaan Allah ada empat macam jisim
jirim jauhar arodl. Satu yang ketiga, mustahil Allah.
Penjelasan:
Pertama maksudnya adalah sifat wajib
Allah yaitu, qodrat irodat ilmu hayat sama’ basar kalam, berada di Dzat
Allah yang satu. Empat yang kedua, terkait dengan jenis-jenis ciptaan
Allah ada di penjelasan sebelumnya. Sedangkan ketiga apabila Allah
mempunyai sifat wajib, maka Allah juga mempunyai sifat mustahil sebagai
kebalikan dari sifat wajib.
(10) Nomor sepuluh-tuju
Nomer sepuluh tuju. Al awalu satu wa
sani satu wa salisu satu wa robiu satu wa homisu satu wa sadisu satu wa
sabiu satu. Wajib sunah wenang haram makruh soheh batal.
Terjemahan:
Nomor sepuluh ada tujuh. Pertama satu
kedua satu ketiga satu keempat satu kelima satu keenam satu ketujuh
satu. Wajib sunah wenang haram makruh soheh batal.
Penjelasan:
Pada nomer ini menjelaskan jumlah hukum
setiap perbuatan atau hukum syara’ jumlahnya ada tujuh, yaitu wajib
(perintah Allah terkait dengan ketetapan atau keharusan untuk berbuat) ,
sunnah (terkait dengan perintah Allah tanpa ketetapan untuk berbuat,
hanya anjuran), mubah (pilihan perbuatan untuk dilakukan atau
ditinggalkan), haram (perintah Allah terkait dengan ketetapan atau
keharusan untuk meninggalkan), makruh (terkait dengan perintah Allah
tanpa ketetapan untuk meninggalkan), sahih (perbuatan yang berjalan
sesuai syarat dan rukunnya), dan batal (perbuatan yang tidak berjalan
sesuai syarat dan rukunnya).
(11) Nomor sebelas-anem
Nomer sebelas anem. Al awalu lima
puluh wa sani tiga puluh wa salisu tiga wa robiu ampat wal khomisu
delapan was a sadisu ampat.
Terjemahan:
Nomer sebelas ada enam bagian. Pertama
lima puluh, kedua tiga puluh, ketiga ada tiga, keempat ada empat, ke
lima ada delapan ke enam ada delapan.
Lima puluh awal sifat wajib rongpuluh
sifat muhal rong puluh sifat jaiz suwiji keduwe Allah patang puluh siji
sifat wajib papat sifat muhal papat sifat jaiz siji keduwe wong agung
poro rosul songo patang puluh siji karo songo jumlah seket.
Terjemahan:
Lima puluh awal sifat wajib dua puluh
sifat mustahil dua puluh sifat jaiz satu hanya milik Allah keempat puluh
itu; sifat wajib empat sifat mustahil empat sifat jaiz empat milik
orang-orang mulia seperti para rasul semua ada Sembilan; empat puluh
satu ditambah Sembilan sama dengan lima puluh.
Penjelasan:
Sifat wajib Allah yang wajib diketahui
dan diimani orang Islam ada dua puluh, yaitu: wujud (ada); qidam
(dahulu); baqo’ (kekal); mukholafatu lilhawadis (tidak serupa dengan
ciptaanNya); qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri); wahdaniyah (esa);
qudrat (berkuasa); irodat (berkehendak); ilmu (mengetahui); hayat
(hidup); sama’ (mendengar); basar (melihat); kalam (berbicara); qadiron
(maha kuasa); muridan (maha berkehendak); aliman (maha mengetahu);
hayyan (maha hidup); samian (maha mendengar); basiron (maha melihat);
mutakaliman (maha berfirman).
Kemudian sifat mustahil Allah ada dua
puluh, yaitu: adam (tidak ada); hudus (baru); fana (rusak); mumasalatu
lil hawadis (sama dengan mahluk); ihtiyaju li ghori (bergantung pada
mahluk); adadun (banyak); ajzun (celaka); karohun (dipaksa); jahlun
(bodoh); mautun (mati); shomamun (tuli); umyun (buta); bukmun (bisu);
ajizun (maha celaka); karihun (maha terpaksa); jahilun (maha bodoh);
mayyitun (maha mati); ashomun (maha tuli); a’maa (maha buta); abkam
(maha bisu). Sedangkan sifat jaiz Allah adalah satu yaitu Allah boleh
melakukan sesuatu atau tidak.
Sifat wajib para rosul ada empat, yaitu:
sidiq (benar); tabligh (menyampaikan); amanah (dapat dipercaya); fatonah
(cerdas). Sifat mustahil para rosul ada empat, yaitu: kidzib (dusta);
kitman (menyimpan); khianat (berhianat); baladah (bodoh). Sifat jaiz
rasul ada satu yaitu rasul boleh berbuat seperti manusia biasa atau
tidak berbuat. Seperti makan, minum, tidur, dsb.
Telung puluh sani al awalu limo
wasani limo wa salisu sebelas wa robiu songo. Limo awal alam kubur
nikmat kubur siksa kubur malaikat mungkar wanakir. Limo sani oro-oro
mahsyar wot sirotol mustaqim gunung a’rop suargo neroko.
Terjemahan:
Kedua ada tiga puluh. Pertama lima. Kedua
lima. Ketiga sebelas. Keempat sembilan. Lima awal alam kubur nikmat
kubur siksa kubur malaikat Mungkar dan Nakir. Lima kedua padang mahsyar
jembatan sirotol mustaqim gunung a’rof, surga, neraka.
Penjelasan:
Lima pertama adanya alam kubur sebagai
tempat ditidurkan manusia setelah hidup di dunia; nikmat kubur adalah
nikmat yang diberikan Allah kepada manusia di alam kubur yang selama
hidupnya taat pada Allah; siksa kubur adalah siksa yang diberikan Allah
kepada manusia di alam kubur yang selama hidupnya bermaksiat kepada
Allah. Malaikat munkar dan nakir adalah malaikat yang bertugas menanyai
manusia di alam kubur.
Lima kedua adalah tempat manusia di
akhirat. Dimulai dari padang mahsyar yaitu tempat berkumpulnya semua
manusia dari nabi Adam hingga manusia terakhir untuk ditimbang amal
perbuatannya. Sirithol mustaim adalah jembatan yang diletakkan Allah di
atas neraka jahannam. Orang yang banyak amal baiknya, tidak akan
tergelincir masuk ke dalam neraka. Gunung a’raf adalah sebuah tempat
untuk manusia yang saat di dunia beramal baik dan buruk dengan jumlah
yang sama. Surga adalah tempat yang disediakan untuk hamba Allah yang
bertaqwa sebagai balasan amal baiknya di dunia. Neraka adalah tempat
yang disediakan untuk hamba Allah yang selalu bermaksiat selama di
dunia.
Sebelas salis sifat istighna’. Al
awalu satu wa sani ampat wa salisu telu wa robiu telu. Satu awal sifat
nafsiyah suwiji rupane wujud. Ampat sani sifat salbiyah qidam baqo’
mukholafatu lil hawadis qiyamuhu binafsihi, telu salis sifat ma’ani
sama’ basor kalam, telu robe’ sifat ma’nawiyah. Samian basiron
mutakaliman. Songo robe’ sifat iftiqor al awalu ampat. Wa sani ampat wa salisu satu.ampat
awal sifat ma’ani qudrat irodat ilmu hayat ampat sani ma’nawiyah
qodiron muridan aliman hayyan satu salis sifat salbiyah sawiji
wahdaniyah.
Terjemahan:
Ketiga ada sebelas. Pertama satu. Kedua
empat ketiga empat keempat tiga. Pertama sifat nafsiyah hanya satu yaitu
wujud. Empat kedua sifat salbiyah yaitu qidam, baqo’, mukholafatu lil
hawadis, qiyamuhu binafsihi. Tiga yang ketiga sifat ma’ani yaitu sama’
basor kalam. Tiga yang keempat yaitu sifat ma’nawiyah. Samian basiron
mutakaliman. Sembilan yang ke empat sifat istiqor yaitu pertama empat
kedua empat ketiga satu. Empat awal sifat ma’ani qudrat irodat ilmu
hayat. Empat kedua sifat ma’nawiyah qodiron muridan aliman hayyan. Satu
terakhir sifat salbiyah ada satu yaitu wahdaniyah.
Tiga salis al awalu satu wa sani limo
wa salisu pitu. Satu awal sifat nafsiyah suwiji rupane wujud. Limo sani
sifat salbiyah qidam, baqo’, mukholafatu lil hawadis, qiyamuhu
binafsihi wahdaniyah pitu salis sifat ma’ani qodrat irodat ilmu hayat
sama’ basor kalam
Terjemahan:
Ketiga ada tiga. Pertama satu kedua lima
ketiga tujuh. Satu pertama sifat nafsiyah satu yaitu wujud. Lima kedua
sifat salbiyah qidam, baqo’, mukholafatu lil hawadis, qiyamuhu binafsihi
wahdaniyah. Tujuh ketiga sifat ma’ani qodrat irodat ilmu hayat sama’
basor kalam.
Delapan khomis al awalu satu wa sani
pitu. Satu awal sifat nafsiyah suwiji rupani wujud. Pitu sani sifat
ma’ani qodrat irodat ilmu hayat sama’ basor kalam.
Terjemahan:
Delapan kelima. Pertama satu kedua tujuh.
Satu pertama sifat nafsiyah satu yaitu wujud. Tujuh kedua sifat ma’ani
qodrat irodat ilmu hayat sama’ basor kalam.
Ampat sadis al awalu satu wa sani satu wa salisu satu wa robiu satu
Terjemahan:
Empat ketujuh. Pertama satu kedua satu ketiga satu keempat satu
Penjelasan:
Bagian ini adalah penegasan dari
nomer-nomer sebelumnya. Sedangkan bagian ketujuh menjelaskan bahwa Allah
mempunyai sifat jalal, jamal, kamal, dan qohar.
(12) Nomor dua belas-lima belas
Nomer dua belas lima belas al awalu
enam wa sani enam wa salisu tiga. Anem awal slamet ing dunyo: nyambut
gawe tani, nyambut gawe dagang, nyambut gawe buruh, perintahi negoro,
jegahi negoro, pawetoni negoro. Anem sani perintahi Gusti Allah, jegahi
Gusti Allah, pawetoni Gusti Allah, kulo nyuwun mati Islam, serto tetep
iman, lan sepuro duso. Tiga salis nganggo hokum adat, hokum akal, hokum
syara’
Terjemahan:
Nomer dua belas ada lima belas. Pertama
enam, kedua enam, ketiga tiga. Enam pertama selamat di dunia yaitu
dengan bekerja sebagai petani bekerja sebagai pedagang bekerja sebagai
buruh taat pada perintah Negara dan menjauhi larangan negara. Enam kedua
taat pada perintah Allah, menjauhi larangan Allah minta mati Islam,
tetap iman dan dimaafkan dosa-dosa. Tiga yang ketiga menggunakan hukum
adat, menggunakan hukum akal, menggunakan hukum syara’.
Penjelasan:
Enam pertama dan enam kedua telah ada
pada penjelasan nomer lima. Hukum adat dibagi tiga yaitu hukum sebab
contohnya jika makan akan kenyang, Hukum syarat contohnya dipastikan ada
anak jika ada mani, adat mani’ contohnya adanya syahwat hewani sepeti
pada anjing. Lalu hokum akal dibagi tiga yaitu wajib akal (sesuatu yang
tidak dapat dijangkau akal secara kasat, tetapi wajib adanya. Seperti
wujudnya Allah); mustahil akal (lawan dari wajib akal, jika ada orang
yang mengatakan Allah tidak ada, itu adalah mustahil); jaiz akal
(sesuatu yang dapat diterima atau ditolak oleh akal seperti Allah yang
memberi penyakit tetapi juga yang menyembuhkan, memberi atau menaikkan
derajat, dsb). Sedangkan hukum syara’ telah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
0 komentar:
Post a Comment